News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lewat Pameran Dagang, Pengusaha China Siap Kolaborasi dengan RI di Sektor Pangan

Penulis: Sanusi
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lembaga Kerja Sama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (LIT) akan menyelenggarakan acara Business Matching bertajuk “Chinese Enterprises Go-Oversea - In-Depth Tour into Indonesia”.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Kerja Sama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (LIT) akan menyelenggarakan acara Business Matching bertajuk “Chinese Enterprises Go-Oversea - In-Depth Tour into Indonesia”.

Acara tersebut hasil kerja sama dengan Kamar Dagang China melalui Chamber of Commerce of I/E Foodstuffs, Native Product, and Animal By-products (CFNA) serta PT China Indonesia Food Ingredient Industry Communication Service Center (PT CISC). Acara dijadwalkan berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, 11-15 November 2024 mendatang.

Selama lima hari, lebih dari 100 perusahaan dagang dan industri dari China akan bertemu dengan sekitar 150 perusahaan lokal Indonesia. Acara ini diharapkan menjadi ajang penting untuk membangun kemitraan strategis, terutama di bidang produk pangan dan bahan pangan.

Baca juga: 50 Pengusaha asal Pakistan Hadiri INASCA 2024 dan Trade Expo Indonesia

Chairman LIT Sudrajat menilai, acara ini sebagai peluang besar bagi kedua negara untuk saling berbagi potensi dan inovasi di sektor pangan. Acara ini membuka kesempatan luas bagi pelaku usaha China untuk menggali potensi lokal Indonesia serta mengembangkan kolaborasi yang menguntungkan.

“Kami percaya, sinergi antara pengusaha Indonesia dan Tiongkok akan memperkuat rantai pasok dan mendorong inovasi baru di industri pangan,” ujar Sudrajat dalam jumpa pers di Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Indonesia saat ini mencatat pertumbuhan signifikan di sektor industri makanan dan minuman, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 5,53 persen pada triwulan II-2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB nasional yang tercatat sebesar 5,05 persen serta industri non-migas sebesar 4,63 persen.

Selain itu, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 40,33 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, menjadikannya subsektor dengan kontribusi terbesar.

Sudrajat juga menekankan, pentingnya business matching ini dalam mempertemukan para pelaku industri pangan dengan produsen bahan baku, yang diharapkan dapat menghasilkan berbagai inovasi baru. “Business matching ini menjadi platform bagi pelaku industri untuk menemukan pemasok bahan baku potensial, membuka ide-ide baru, dan menemukan solusi yang bisa mendorong pengembangan industri pangan ke depan,” tambahnya.

Acara ini juga diharapkan dapat memperluas jaringan bisnis, baik bagi pengusaha Indonesia maupun China. Lebih dari sekadar platform kolaborasi, business matching ini diharapkan mampu membantu pengusaha dari kedua negara mengembangkan proyek serta meningkatkan peluang bisnis mereka ke tingkat yang lebih tinggi di pasar masing-masing.

Baca juga: Zulkifli Hasan dan Pengusaha Gelisah RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, Sri Mulyani Justru Berbeda Sikap

“Ini adalah kesempatan strategis bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bersama-sama menciptakan solusi bagi pengembangan industri pangan di masa depan,” tutup Sudrajat.

Chinese Enterprise Go-overseas, in-depth tour into Indonesia, Zhu Changliang mengatakan, dalam era globalisasi yang terus berkembang dan penerapan Belt and Road Initiative, kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan negara-negara di seluruh dunia semakin erat, menciptakan peluang tak terbatas bagi berbagai industri. Misalnya di sektor pangan.

“Ukuran pasar kuliner China di luar negeri diperkirakan akan melebihi 400 miliar dolar AS pada 2026, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 10 persen,” ujarnya.

Zhu mengatakan, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk. Permintaan pasar yang besar ini menciptakan peluang besar bagi perkembangan industri pangan China di Indonesia.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong perkembangan industri pangan dengan menerapkan berbagai kebijakan menguntungkan, seperti insentif pajak dan hibah tanah untuk investasi asing. “Langkah-langkah ini memberikan dukungan kuat bagi usaha pangan China untuk berkembang di Indonesia,” imbuhnya.

Zhu juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan instansi terkait atas dukungan mereka terhadap acara ini. “Saya yakin dengan bantuan pemerintah Indonesia, inisiatif ini akan mencapai kesuksesan besar dan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat antara China dan Indonesia dalam industri makanan,” katanya.

Terakhir, Zhu menegaskan, acara ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang pertukaran budaya dan persahabatan. Ia berharap, inisiatif ini dapat memperdalam pemahaman antara masyarakat China dan Indonesia serta mendorong perkembangan positif hubungan bilateral.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini