Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren penurunan suku bunga saat ini membuat investasi di instrumen pendapatan tetap seperti obligasi dan reksa dana pendapatan tetap menjadi menarik karena return yang lebih tinggi.
Pendapat tu dikemukakan ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Hosianna Evalita Situmorang dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024).
Dia mengatakan, saat ini pemerintah tengah membuka penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI), yaitu ORI026 yang terdiri dari ORI026T3 dengan kupon 6,3 persen (untuk tenor 3 tahun) dan ORI026T6 dengan kupon 6,4% (untuk tenor 6 tahun) per tahun.
ORI026 ini dapat dibeli sepanjang periode mulai 30 September hingga 24 Oktober 2024 mendatang, dan dapat dipesan melalui e-SBN ataupun online melalui platform investasi digital dan aplikasi perbankan digital yang telah menjadi mitra distribusi ORI026.
Hosianna mengataka, pemangkasan suku bunga tetap berpotensi mendukung masuknya inflow investor asing ke instrumen keuangan domestik, mengingat inflasi domestik yang rendah, terjaganya kestabilan makroekonomi domestik.
Selain itu juga karena imbal hasil di domestik yang masih lebih tinggi dari negara peers lainnya sehingga pada akhirnya nilai tukar rupiah pun bisa stabil cenderung menguat.
Bank Indonesia mengumumkan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate di Indonesia. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 September 2024 BI rate diputuskan turun menjadi 6%.
Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021, sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Pemangkasan BI rate ini, menyusul antisipasi pengumuman penurunan suku bunga acuan US, yaitu Fed Funds Rate (FFR) oleh The Fed yang memangkas suku bunga acuannya sebanyak 50 bps menjadi 4,75-5,0%.
Arah dot-plot The Fed terbaru mengindikasikan masih adanya potensi pemotongan suku bunga hingga 2026, sehingga FOMC memperkirakan FFR berkisar di sekitar 3,5% di tahun 2025 dan sekitar 3% pada tahun 2026.
Pemangkasan suku bunga ini dibutuhkan untuk mengembalikan stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat.
Pasalnya, banyak nasabah yang kini beralih ke instrumen investasi jangka panjang, meninggalkan konsumsi barang-barang tahan lama yang sebelumnya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Laporan Indonesia Economic Outlook yang diterbitkan PT Bank Danamon Indonesia Tbk Agustus 2024 mencatat bahwa sebelumnya indeks pendapatan berjalan menurun hampir di semua segmen, terutama kelas menengah.
Baca juga: Jumlah Investor Pasar Modal Makin Meningkat, Masyarakat Diajak Berinvestasi di Reksa Dana