Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri kemasan bertumbuh dengan bergeraknya ekonomi. Banyak produk memerlukan kemasan agar memiliki tampilan menarik dan menjaganya tetap steril.
Saat ini, jenis kemasan yang paling mendominasi industri kemasan secara global adalah kemasan flexible plastics sebesar 44 persen, kemudian paperboard 28 persen dan kemasan rigid plastic 14 persen.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan industri ini. Produk kemasan sendiri berasal dari berbagai macam bahan, seperti kertas, karton, papan, rigid plastics, flexible plastics, gelas dan logam.
Baca juga: Pembangunan Dermaga di Kawasan Industri Terpadu Batang Ditargetkan Rampung Awal 2025
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, menyebut sebanyak 70 persen produk kertas kemasan yang digunakan oleh industri makanan dan minuman, khususnya pada segmen kertas kemasan, telah memiliki persyaratan food grade.
"Hal ini menjadi peluang untuk produk kertas kemasan containerboard dan boxboard yang digunakan pada produk pangan tersebut," ucap Putu mewakili Menteri Perindustrian di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Dengan pertumbuhan berbagai sektor, industri kemasan menyajikan peluang pasar yang kian besar. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan industri kemasan adalah kemajuan teknologi pengemasan dan pencetakan, tuntutan estetika hingga meningkatnya permintaan terhadap kemasan inovatif.
"Meningkatnya permintaan terhadap makanan dan minuman kemasan, serta berkembangnya industri farmasi selama pandemi juga memengaruhi pertumbuhan industri kemasan dan pencetakan," ucap Putu.
Namun begitu, industri kemasan tak luput dari tantangannya sendiri. Penjualan mesin pengemasan yang dikombinasikan dengan penjualan bahan baku kertas dalam satu harga (bundling) merupakan satu hal yang menyebabkan belum optimalnya penyerapan kertas di dalam negeri.
Untuk itu, Kemenperin mendorong produsen mesin pengemasan untuk mulai berinvestasi atau melakukan transfer teknologi kepada produsen-produsen dalam negeri.
Baca juga: Fraksi Golkar DPR: Perpanjangan Insentif Motor Listrik Penting untuk Keberlanjutan Industri
Putu optimistis terhadap pertumbuhan industri kemasan dan pencetakan yang dinilai masih memiliki peluang tinggi.
"Hal ini terlihat dari peningkatan transaksi e-commerce, peningkatan jumlah start up produk serta pola perilaku masyarakat yang ingin serba cepat sehingga konsumen beralih pada makanan dan minuman kemasan," jelasnya.
Selain itu, meningkatnya preferensi konsumen terhadap ketahanan dan perlindungan produk dari kontaminan merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh industri kemasan dan pencetakan dalam negeri.
"Pertumbuhan ekonomi digital dan industri FMCG (Fast Moving Consumer Good) juga menjadi salah satu momentum emas untuk menggenjot laju bisnis industri pengemasan dan pencetakan," imbuhnya.