News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Cabai

4 Hari Jelang Presiden Jokowi Lengser, Harga Cabai Anjlok Akibat Hal Ini

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imas Neni (48) pedagang cabai memasukan cabai rawit domba ke dalam plastik di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jawa Barat. Harga rata-rata nasional cabai merah keriting sejak 1 Oktober 2024 turun 12,51 persen menjadi Rp 13.290 per kilogram.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 4 hari jelang Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser pada 20 Oktober 2024, harga cabai di tingkat petani tengah mengalami penurunan.

Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harganya cabai sedang jatuh.

Harga rata-rata nasional cabai merah keriting sejak 1 Oktober 2024 turun 12,51 persen menjadi Rp 13.290 per kilogram.

Sementara itu, cabai rawit merah masih menunjukkan kenaikan, di mana per kilogramnya naik 4,63 persen menjadi Rp 32.760. 

Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur (Jatim) pun mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait fluktuasi harga cabai di tingkat produsen.

Baca juga: Harga Cabai Merah Keriting di Tingkat Petani Terjun Bebas, Ini Penyebabnya

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa kondisi cabai nasional hari ini oversupply karena ada panen raya serentak seperti di Jawa Timur.

Bapanas pun telah menyiapkan skema mobilisasi pangan ke daerah-daerah yang masih memiliki harga cabai tinggi.

"Selain itu, kita juga akan dorong kepada kementerian lembaga agar para ASN-nya bantu serap dengan berbelanja cabai langsung dari produsen,” kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (16/10/2024).

Saat ini, terdapat tiga daerah sentra cabai sedang panen raya yang totalnya bisa mencapai 200 ton per hari.

Ketiga daerah itu merupakan penyumbang pasokan cabai merah besar hingga 50 persen ke pasaran.

Tiga daerah ini adalah Banyuwangi yang kisaran panen cabainya dapat mencapai 100 ton per hari.

Lalu Jember dan Probolinggo yang masing-masing dapat menghasilkan cabai 50 ton per hari.

Adapun strategi mobilisasi stok pangan dilakukan Bapanas melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

Jadi, stok pangan yang melimpah di daerah sentra produsen dialihkan ke daerah yang mengalami defisit stok atau harga sedang meninggi.

Hingga pekan pertama Oktober 2024, realisasi FDP khusus cabai totalnya telah mencapai 36.840 kilogram (kg).

Detailnya terdiri dari Cabai Merah Keriting (CMK) sebanyak 31.686 kg dan Cabai Rawit Merah (CRM) 5.154 kg.

Pelaksanaan FDP cabai telah dipastikan melalui warkat Direktur SPHP NFA Nomor: 1036/TS.02.01/B.2/10/2024 tertanggal 8 Oktober 2024.

FDP ditujukan kepada Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) dan Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI).

"Kita telah menindaklanjuti keluhan dari teman-teman petani cabai," kata Direktur SPHP Bapanas Maino Dwi Hartono.

Pada 11-12 Oktober, FDP cabai merah besar dari Banyuwangi sebanyak 29,38 ton telah terlaksana.

Tujuan pengirimannya disasar ke Pasar Induk Cikopo Purwakarta, Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, hingga Pasar Induk Kemang Bogor.

"Rencana selanjutnya kita perluas lagi sasaran pengirimannya hingga Jatim, Jateng, dan luar Jawa," ujar Maino.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini