News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PM Malaysia Pangkas Subsidi BBM, Harga Bensin Terancam Naik Mulai Tahun depan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim mengungkap rencana reformasi fiskal, mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) berlaku mulai pertengahan 2025 mendatang.

Dengan pemangkasan subsidi, nantinya bensin RON95 akan dipatok dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Tak dirinci berapa kenaikan harga yang akan diberlakukan pada bensin jenis RON95.

Namun pemangkasan subsidi nantinya hanya diberlakukan bagi  15 persen warga dengan ekonomi ke atas di Malaysia, sementara kelompok yang lainnya masih bisa menikmati harga subsidi yang kini berlaku.

Baca juga: Profil Kapolresta Kupang Kombes Pol Aldinan Manurung, Perintahkan Ipda Rudy Soik Bongkar Mafia BBM

“Harga konsumen diperkirakan akan merangkak naik tahun depan karena pemerintah Malaysia berupaya memangkas subsidi dan tagihan bantuan sosial yang besar dengan menghapus subsidi bensin RON95,” jelas juru bicara pemerintahan Malaysia.

Meski pencabutan subsidi dapat memicu lonjakan inflasi dalam negeri, hingga berpotensi menaikkan biaya pendidikan dan kesehatan di Negeri Jiran, namun pencabutan subsidi ini diyakini bisa membantu pemerintah menghemat anggaran belanja sebesar 8 miliar ringgit atau sekitar 1,9 miliar dolar AS per tahun., mengutip dari CNA.

Pengurangan subsidi sebenarnya telah direncanakan selama bertahun-tahun, namun upaya ini baru bisa direalisasikan, lewat kebijakan ini setidaknya anggaran belanja Malaysia diperkirakan naik dari 393 RM (Rp1,4 triliun) menjadi 421 RM (Rp1,5 triliun) pada 2025 mendatang.

Lebih lanjut Anwar menegaskan pencabutan subsidi BBM ini bertujuan sebagai upaya pemerintah untuk melakukan pemerataan subsidi. Ini lantaran subsidi tidak boleh hanya dirasakan oleh orang-orang kaya saja, tetapi juga harus dirasakan oleh semua masyarakat.

Rencananya setelah pencabutan subsidi diberlakukan, alokasi anggaran akan dialihkan untuk menaikkan gaji PNS di Malaysia dari 1.500 RM (Rp5,3 juta) menjadi 1.700 RM (Rp6,1 juta) per Februari tahun depan.  

Lebih lanjut sebanyak 45,5 persen, dari 52,6 miliar ringgit akan dialokasikan untuk berbagai program bantuan sosial dan insentif yang ditujukan untuk mendukung kelompok rentan,.

"Prinsip subsidi, seperti halnya tunjangan kesejahteraan adalah bahwa subsidi tidak boleh menguntungkan orang-orang super kaya. Tentu saja pendekatan ini tidak masuk akal karena negara ini terbebani oleh hutang dan pendapatan yang rendah," kata Anwar.

Baca juga: Peneliti CORE: Penyesuaian Subsidi BBM Butuh Sasaran yang Jelas

"Tentu saja pendekatan ini tidak masuk akal karena negara ini terbebani oleh utang dan pendapatan yang rendah." Imbuhnya.

Perbandingan BBM di Asia Tenggara

Sebagai informasi Malaysia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki harga BBM termurah di Asia Tenggara.

Mengalahkan harga BBM di Indonesia yang hanya menempati urutan ke-27 sebagai negara yang memiliki harga jual BBM terendah di dunia senilai Rp 13.899 per liter.

Sementara itu, Vietnam menjadi negara di Asia Tenggara dengan harga termurah ke-34 dipatok dikisaran Rp 15.324 per liter. Kemudian Filipina berada di peringkat ke-50 sebagai negara dengan BBM termurah di dunia dengan harga jual RP 18.324 per liter.

Disisi lain, Kamboja menempati urutan ke-64 yang memiliki harga BBM murah di dunia dengan harga jual senilai Rp 19.616 per liter. Disusul Thailand masuk dalam daftar negara dengan BBM kelas tengah di antara 169 negara lainnya dengan harga jual Rp 21.370 per liter.

Berbanding terbalik dengan negara Asia lainya, Laos menjadi negara yang memiliki harga BBM cukup mahal, yakni Rp 24.505 per liter. Singapura juga terdaftar sebagai negara dengan harga BBM yang cukup mahal yakni 2,075 dollar AS atau Rp 33.849 per liter.

 



Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini