TRIBUNNEWS.COM - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) merilis hasil kinerja bisnis Year to Date (YTD) hingga September 2024, di mana perusahaan mencatatkan laba positif di tengah pasar yang sangat kompetitif.
Pencapaian ini menunjukkan kemampuan Unilever untuk bertahan dan tetap tumbuh meski menghadapi tantangan ekonomi dan industri yang ketat.
Dalam laporannya terungkap bahwa Penjualan Bersih sebesar Rp27,4 triliun, dan menghasilkan Laba Bersih sebesar Rp 3 triliun pada YTD September 2024, Kabar baiknya Pangsa pasar Unilever Indonesia relatif stabil selama tahun 2024 berjalan.
Baca juga: Laba Emiten Properti Ini Naik 226 Persen, Penghapusan Pajak Diyakini Dongkrak Penjualan Apartemen
Direktur Utama PT Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap, menegaskan pentingnya langkah-langkah pemulihan yang telah diambil oleh Perseroan.
"Dari hasil kinerja tahun berjalan ini terlihat bahwa kami sedang menavigasi situasi penuh tantangan, dan kami memahami dengan jelas langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya. Sembari terus beradaptasi pada lanskap pasar yang terus berkembang pesat, kami tetap fokus menghasilkan inovasi yang berkualitas dan konsisten untuk konsumen kami," ujarnya dikutip dari Kontan, Rabu (23/10/2024).
Selain itu, Benjie menambahkan bahwa Unilever terus melakukan penyesuaian yang diperlukan, baik dalam hal inovasi produk maupun efisiensi operasional.
"Kami sedang dalam tahap melakukan penyesuaian yang diperlukan, mulai dari menyempurnakan ragam produk untuk konsumen, hingga memperkuat efisiensi operasional kami; dengan menggunakan perspektif jangka panjang sebagai panduan. Meskipun diperlukan waktu untuk melihat dampak dari penyesuaian ini, saya yakin dengan kemampuan yang kami miliki untuk memulihkan dan menumbuhkan kinerja. Perseroan berkomitmen untuk bangkit lebih kuat, lebih tangguh, dan siap untuk meraih peluang masa depan," tambahnya.
Sementara itu, sejumlah analis telah memperbarui target harga saham UNVR menjelang rilis laporan keuangan kuartal III/2024.
Berdasarkan data dari Bloomberg Terminal, mayoritas analis menyarankan untuk menahan saham Unilever, dengan target harga 12 bulan ke depan dipatok pada Rp2.519 per saham, yang mencerminkan potensi return sebesar 8,6 persen dari harga penutupan saham UNVR pada Rp2.320 per 22 Oktober 2024.
Di tengah tantangan penurunan laba pada semester pertama, sejumlah analis juga memproyeksikan peningkatan laba hingga 2026, seiring dengan efisiensi operasional dan peningkatan permintaan di segmen-segmen kunci seperti perawatan pribadi, produk rumah tangga, dan makanan.
Proyeksi Bloomberg menunjukkan bahwa penjualan Unilever pada 2024 diperkirakan mencapai Rp36,83 triliun dan akan tumbuh menjadi Rp38,27 triliun pada 2025, didukung oleh peluncuran produk-produk baru yang menarik minat konsumen lokal, serta peningkatan permintaan dari industri katering dan perhotelan.
Analis juga memperkirakan laba operasional UNVR akan tumbuh 3% secara tahunan hingga 2026, didorong oleh penurunan harga input dan peningkatan skala ekonomi, yang diproyeksikan akan menghasilkan margin operasi sebesar 17,4% pada 2026, naik 70 basis poin dari tahun 2023.