TRIBUNNEWS.COM -- McDonald's, raksasa restoran cepat saji yang terkenal di seluruh dunia, kembali dihantam oleh kabar buruk.
Kasus terbaru melibatkan kontaminasi bakteri E. coli pada salah satu produk andalannya, Quarter Pounders, di wilayah Colorado dan Nebraska, Amerika Serikat.
Baca juga: Bos Mcdonalds Curhat Sulit Genjot Penjualan Imbas Gerakan Boikot Israel
Peristiwa tragis ini mengakibatkan satu orang meninggal dan sepuluh lainnya dirawat di rumah sakit.
Sebagai dampaknya, saham McDonald's anjlok hingga 8 persen.
Namun, ini bukan kali pertama McDonald's menghadapi skandal.
Mari kita telusuri beberapa insiden yang mengundang perhatian publik sebelum kasus E. coli ini.
Sejarah Skandal yang Menghantui McDonald's
Skandal Kopi Panas di Tahun 1992
Salah satu skandal paling terkenal terjadi pada tahun 1992, ketika seorang wanita menggugat McDonald's setelah mengalami luka bakar tingkat tiga akibat tumpahan kopi panas.
Menurut laporan, kopi yang disajikan McDonald's memiliki suhu 30 hingga 40 derajat lebih tinggi dibandingkan dengan yang disajikan oleh perusahaan lain.
CNN mengabarkan, juri akhirnya menyetujui penggugat dan memutuskan McDonald's untuk membayar 3 juta dollar AS.
Namun, setelah banding, jumlah yang dibayarkan berkurang menjadi sekitar 480.000 dollar AS.
Insiden ini tidak hanya menjadi perhatian media, tetapi juga mengubah cara orang melihat standar keselamatan makanan di restoran.
Insiden Penyakit Sapi Gila di Tahun 2003
Pada tahun 2003, McDonald's kembali diterpa masalah ketika salah satu pemasok mereka terlibat dalam insiden penyakit sapi gila.
Kasus ini menyebabkan saham McDonald's terjun bebas dalam waktu singkat.
Meskipun manajemen perusahaan menyatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti bahwa pelanggan menghindari restoran tersebut, peristiwa ini tetap meninggalkan kesan negatif.
Kritikan Film "Super Size Me" di Tahun 2004
Tidak ada yang bisa melupakan film dokumenter kontroversial Super Size Me yang dirilis pada tahun 2004.
Sutradara Morgan Spurlock mengkritik keras McDonald's atas pilihan makanan yang tidak sehat.
Film ini mendapatkan perhatian media yang signifikan dan memicu McDonald's untuk menghapus opsi menu "super size".
Namun, menariknya, saham McDonald's justru mengalami kenaikan sekitar 25 persen di tahun yang sama, menunjukkan bahwa meskipun ada kritikan tajam, konsumen tetap loyal.
Kontroversi "Lendir Merah Muda" di Tahun 2011
Di tahun 2011, McDonald's kembali menghadapi masalah ketika terungkap bahwa mereka menggunakan sejenis daging sapi yang dikenal dengan sebutan "lendir merah muda" yang diolah dengan bahan kimia amonium hidroksida.
Pada tahun berikutnya, perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan penggunaan bahan tersebut.
Meskipun demikian, rumor tentang penggunaan lendir merah muda terus berlanjut, dan McDonald's harus merilis pernyataan untuk meluruskan fakta pada tahun 2021.
Ini menjadi pengingat betapa pentingnya transparansi dalam industri makanan cepat saji.
Skandal demi skandal yang menimpa McDonald's menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh salah satu raksasa makanan cepat saji terkemuka di dunia.
Setiap insiden tidak hanya memengaruhi reputasi perusahaan tetapi juga menggugah empati dan keprihatinan masyarakat terhadap keamanan dan kesehatan makanan.
Dengan kasus E. coli terbaru, semua mata tertuju pada McDonald's, menanti langkah selanjutnya dari perusahaan ini untuk memulihkan kepercayaan pelanggan.
Di tengah sorotan tajam ini, harapan tetap ada bahwa McDonald's akan belajar dari kesalahan masa lalu dan terus meningkatkan standar keselamatannya.
Dengan upaya yang lebih baik, diharapkan mereka dapat menghadirkan tidak hanya makanan yang lezat, tetapi juga aman bagi konsumen.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).