TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto mengangkat Budi Santoso sebagai Menteri Perdagangan untuk Kabinet Merah Putih yang dibentuknya.
Budi Santoso bukan orang baru di Kementerian Perdagangan. Ia merupakan pejabar karier di Kemendag.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan. Dan ia pun mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kemendag.
Arif Budimanta, mantan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), mengaku optimistis Budi Santoso, akan mampu membawa Indonesia ke arah pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Dengan kebijakan yang terkoordinasi dan dukungan lintas sektor, Indonesia akan mampu meningkatkan daya saingnya di kancah internasional," kata Arif dalam keterangannya pada Kamis (24/10/2024).
Budi Santoso akan menjalankan tiga program utama untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045.
Pertama, pengamanan pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor. Dan ketiga, program peningkatan ekspor melalui Usaha Kecil dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi untuk Ekspor (UKM BISA Ekspor).
Menurut Arif Budimanta, kebijakan-kebijakan ini berpotensi besar dalam mendorong daya saing Indonesia di pasar global, khususnya menghadapi tantangan ekonomi.
"Pelantikan Budi Santoso sebagai Menteri Perdagangan merupakan momentum penting bagi peningkatan daya saing nasional. Program-program yang dicanangkan, seperti pengembangan ekspor dan penguatan UMKM, akan menjadi kunci dalam memajukan sektor perdagangan kita," ujarnya.
Baca juga: Sritex Terlilit Utang Rp 23 Triliun, Pemiliknya Pernah Masuk Daftar 50 Orang Terkaya di RI
Arif menekankan, salah satu fokus utama haruslah menjaga pasar domestik agar produk lokal dapat lebih kompetitif.
"Program yang berfokus pada peningkatan kualitas dan citra produk dalam negeri sangat penting, terutama untuk memastikan bahwa produk kita dapat bersaing di pasar internasional dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," tambahnya.
Menurutnya, diversifikasi pasar dan produk ekspor juga harus menjadi prioritas Kementerian Perdagangan.
"Menghadapi persaingan global, Indonesia perlu memperluas pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional dan mengembangkan produk-produk bernilai tambah tinggi," ujarnya.
Arif juga mendukung upaya Budi Santoso dalam revitalisasi pasar rakyat, yang menurutnya dapat memperkuat perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Revitalisasi pasar rakyat adalah inisiatif yang tepat untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional," jelas Arif.