News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suku Bunga Dipangkas 25 Bps, The FED: Kemenangan Trump Tak Akan Pengaruhi Kebijakan Federal Reserve

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua The Fed, Jerome Powel

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank Sentral AS yang akrab disebut Federal Reserve  (The Fed) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuannya sebesar seperempat poin , atau 25 basis poin menjadi 4,50-4,75 persen pada Jumat (8/11/2024).

Pemangkasan ini jadi kali kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun. Dimana pada September lalu The Fed telah lebih dulu memangkas suku bunga 50 BPS.

"Komite memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 4,5 persen hingga 4,75 persen," kata Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pernyataan usai pertemuan seperti dikutip dari FOMC.

Baca juga: The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga Lagi, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Kripto?

Powell menjelaskan pemangkasan suku bunga dilakukan bukan tanpa alasan, karena kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi ketenagakerjaan yang secara umum mengalami perbaikan kondisi namun inflasi terus bergerak menuju target bank sentral AS yaitu 2 persen.

"Tingkat pengangguran naik namun tetap rendah. Tetapi Inflasi telah menunjukkan kemajuan menuju target sasaran 2 persen, berada pada tingkat yang cukup tinggi," tulis The Fed mengutip AP News.

Menurut barometer FedWatch milik CME Group, para pedagang memperkirakan The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga seperempat poin persentase pada bulan Desember mendatang, lalu berhenti pada bulan Januari karena menilai dampak dari langkah pengetatannya.

Kemenangan Trump Tak Akan Pengaruhi Kebijakan The Fed

Adapun pemangkasan suku bunga dilakukan The Fed  sehari setelah kandidat Partai Republik Donald Trump menyatakan kemenangan di bursa pemilu AS dengan mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

Kemenangan tersebut diraih Trump lantaran dirinya berhasil mengamankan suara dari tiga negara bagian penentu kemenangan atau swing states, diantaranya 16 suara di Georgia, 16 Suara di North Carolina, dan 19 suara di Pennsylvania.

Dalam survei popular vote Trump juga dilaporkan unggul dengan mengantongi 51,2 persen suara (68.502.112). Mengalahkan pesaing utamanya yakni Kamala Harris yang hanya mendapat 47,4 persen suara (63.438.103).

Baca juga: The Fed Bakal Beri Kejutan, Diprediksi Pangkas Suku Bunga Lagi di November 2024

Meski bursa Pilpres AS dimenangkan oleh Donald Trump namun dalam konferensi pers usai rapat FOMC, Powell menegaskan bahwa The Fed akan tetap independent, ia berjanji pemerintahan baru tidak akan mempengaruhi kebijakan moneter yang berfokus pada fundamental ekonomi, target inflasi, dan menjaga stabilitas pasar keuangan.

"Dalam jangka pendek, pemilihan tidak akan mempengaruhi keputusan kebijakan kami," kata Powell.

Pada kesempatan itu Powell juga mengatakan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri meskipun Trump memintanya mundur. Sebagai informasi, Powell telah menjabat sebagai ketua The Fed sejak 2017 dilam dan jabatannya baru akan berakhir pada 2026.

Keputusan ini mencerminkan upaya Fed untuk menyeimbangkan kebutuhan mendukung pertumbuhan ekonomi dengan mengatasi inflasi yang masih tinggi meskipun ada penurunan.  The Fed berharap pelonggaran suku bunga ini diharapkan dapat merangsang lebih lanjut perekonomian, sambil terus memantau kondisi pasar tenaga kerja dan laju inflasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini