News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terpilihnya Trump Bawa Katalis Negatif, Pajak Mobil Listrik di AS Terancam Dicabut Gegara Inflasi

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 periode 2025-2029 membawa katalis buruk bagi industri otomotif, usai mencuatnya laporan terkait penarikan insentif kendaraan listrik (EV) pasar AS.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 periode 2025-2029 membawa katalis buruk bagi industri otomotif, usai mencuatnya laporan terkait penarikan insentif kendaraan listrik (EV) pasar AS.

Dalam pemberitaan yang dikutip dari Reuters, Donald Trump diketahui akan menghentikan pemberian subsidi atau keringanan pajak konsumen sebesar 7.500 dolar AS sekitar Rp 119 juta (kurs Rp 15.898) untuk pembelian kendaraan EV.

Baca juga: Inflasi AS Melonjak 2,6 Persen, Kenaikkan Harga Pangan dan Properti Jadi Pemicunya

“Kredit pajak sebesar 7.500 dolar AS untuk pembeli kendaraan listrik mungkin akan hilang pada awal pemerintahan Trump yang baru,” jelas laporan Reuters.

Menurut Trump pencabutan insentif menjadi langkah penting dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA), meski pemberian insentif pajak dapat mempercepat transisi energi bersih di AS namun menurut Trump langkah ini hanya akan menguntungkan pedagang otomotif Tiongkok dan memperparah inflasi tahunan AS.

Alasan tersebut yang mendorong Trump untuk memangkas pengeluaran “dana tidak terpakai" dengan tujuan mencegah pembengkakan kerugian ekonomi AS.

"Trump membutuhkan penghematan biaya dari penghentian kredit untuk membantu membayar perpanjangan pemotongan pajak triliunan dolar yang akan berakhir di awal masa jabatannya," ujar Anggota tim transisi energi memperkirakan Kongres Republik.

Harga Mobil Listrik di AS Melonjak

Tidak disebutkan kapan kebijakan ini akan mulai diterapkan, namun imbas dari penghapusan keringanan pajak dan insentif tentunya akan membuat kendaraan listrik dibanderol  lebih mahal untuk masyarakat AS.

Tak hanya itu jika Trump secara serius menentang implementasi kendaraan listrik, produsen mobil AS kemungkinan akan menghentikan proses produksi yang mengakibatkan tiga besar raksasa otomotif AS, yakni Ford, General Motors dan Stellantis, menjadi kurang kompetitif secara global, sebab negara-negara lain akan terus berinovasi dan memproduksi model kendaraan tersebut.

Lebih lanjut, selain berniat menghentikan insentif dan implementasi kendaraan listrik Trump juga mengancam bakal mengenakan tarif 200 persen pada kendaraan impor, khususnya yang berasal dari Meksiko.

Ini lantaran produsen otomotif yang membuka pabrik di Meksiko mendapat keuntungan dari biaya produksi yang murah, sehingga dapat mengimpor kendaraan ke AS dengan harga terjangkau, berimbas lemahnya daya saing industri otomotif lokal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini