News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kurangi Emisi Penerbangan, Pertamina Maksimalkan Potensi UCO untuk SAF

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan di forum internasional bertajuk Meningkatkan Komitmen Energi Terbarukan di Indonesia.

Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pertamina Patra Niaga mendorong transformasi energi global pada ajang The 29th Conference of the Parties (COP29) UNFCCC atau Konferensi Iklim PBB yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan.

Direktur Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan memaparkan, strategi inovatif perusahaan dalam mendukung dekarbonisasi penerbangan menggunakan Used Cooking Oil (UCO) sebagai bahan bauran nabati pada Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Riva menjelaskan, SAF berbasis UCO tidak hanya memberikan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga memanfaatkan bahan baku yang selama ini dianggap limbah. 

"Kami meningkatkan potensi volume SAF berbasis UCO dan membantu untuk mengurangi emisi hingga 84 persen dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional,” jelas Riva dalam keterangan resminya, Senin (18/11/2024).

Baca juga: Pengembangan CCS/CCUS Pertamina Berkontribusi Signifikan dalam Pengurangan Emisi Karbon Indonesia

Pertamina Patra Niaga telah memulai memasarkan SAF berbasis UCO pada ajang Bali International Air Show September lalu dan telah mengantongi sejumlah kerjasama dengan beberapa pelanggan maskapai di sekitar Asia Tenggara.

Sebagai bagian dari pra-pemasaran sebelum SAF akan mulai diproduksi oleh Kilang pada Kuartal pertama 2025.

Ia berharap, Sustainable Aviation Fuel yang dihasilkan dari UCO dapat mengurangi jejak karbon pada industri penerbangan domestik, yang selama ini menjadi salah satu sektor penyumbang emisi terbesar.

“Langkah ini adalah upaya kami mendukung produksi SAF dengan meningkatkan dan memperoleh sisi positif dari pengumpulan UCO dari 0,3 juta ton pada 2023 yang diharapkan menjadi 1,5 juta metrik ton per tahun pada 2030 nanti,” tutur Riva.  

COP 29 adalah pertemuan internasional terbesar yang diselenggarakan oleh PBB untuk membahas masalah perubahan iklim global.

COP29, yang digelar pada tahun 2024 mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam mengatasi perubahan iklim, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mempercepat transisi menuju energi terbarukan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini