Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Harga saham obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) milik Adani Group dilaporkan anjlok pada perdagangan sesi awal di pasar Asia, Kamis (21/11/2024).
Dilansir dari Business Standard, Saham perusahaan Adani Group anjlok hingga 20 persen di BSE. Sementara harga obligasi Adani Port and Special Economic Zone yang jatuh tempo pada bulan Agustus 2027 turun lebih dari lima sen per dolar AS selama 24 jam terakhir.
Tak hanya itu, harga obligasi Adani Electricity Mumbai yang jatuh tempo pada bulan Februari 2030 turun hampir 8 sen. Disusul penurunan saham obligasi dolar AS yang diterbitkan oleh Adani Transmission yang ikut merosot lebih dari 5 sen hingga diperdagangkan sedikit di atas 80 sen.
Baca juga: Crazy Rich Gautam Adani Digugat Pengadilan AS, Terancam Mendekam di Penjara Buntut Suap Rp4 Triliun
Kemudian saham-saham GQG Partners, sebuah perusahaan investasi yang terdaftar di Australia yang merupakan pendukung besar Adani, terperosok 20 persen. Jadi penurunan terbesar sejak tiga tahun lalu.
Penurunan saham terjadi setelah Crazy rich asal India Gautam Adani didakwa terkait dengan kasus suap senilai 265 dolar AS atau sekitar Rp4 triliun di India. Menurut laporan jaksa Federal AS Adani diduga menyuap para pejabat pemerintah India dengan uang 265 juta dollar AS untuk mendapatkan kontrak-kontrak suplai energi surya.
Adapun penyuapan ini sengaja dilakukan agar perusahaan Adani dapat meraup keuntungan besar mencapai 2 miliar dolar AS selama 20 tahun.
Selain melakukan suap, Adani juga turut menyembunyikan aktivitas korupsi ini dari pemberi pinjaman dan investor untuk mengumpulkan lebih dari 3 miliar dollar AS melalui pinjaman dan obligasi.
Atas rangkaian tindak pidana yang dilakukan Adani dan anak buahnya, ia kini menghadapi dakwaan penipuan sekuritas, konspirasi penipuan sekuritas, dan penipuan melalui kawat.
Keluarga Adani juga dihadapkan pada tuntutan perdata oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Sementara lima terdakwa lainnya, termasuk mantan eksekutif Azure Power Global, menghadapi tuduhan pelanggaran Undang-Undang Praktik Korupsi Asing dan konspirasi untuk menghalangi keadilan.
Kekayaan Adani Jadi Orang Terkaya di Asia
Meski terjegal sejumlah kasus namun Gautam Adani masih memegang nominasi sebagai orang terkaya di Asia versi Bloomberg Billionaires Index. Dengan kerajaan bisnis yang ia bangun, Adani berhasil mendapatkan gelar konglomerat dengan total kekayaan mencapai lebih dari 57,1 miliar.
Keuntungan saat ini ia dapatkan kembali setelah Dewan Sekuritas dan Bursa India atau SEBI menyatakan bahwa tudingan Hidenburgh Research mengenai manipulasi saham oleh Adani Group tidak berdasar.
Walau begitu Adani tidak pernah ingin terlihat mencolok di publik. Secara pakaian, ia memilih untuk menggunakan setelan gelap dan kemeja putih. Ia juga tidak memiliki harta benda, seperti rumah ataupun mobil yang mencolok.