Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga beras di tingkat penggilingan, grosir maupun eceran kompak menurun secara bulanan pada November 2024.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, harga beras pada November terjadi deflasi sebesar -0,81 persen di tingkat grosir, namun meningkat 0,54 persen secara tahunan atau year on year.
Baca juga: Bantuan Pangan Berlanjut, 160 Ribu Ton Beras Siap Disebar pada Januari 2025
Berdasarkan data BPS, harga beras grosir pada November sebesar Rp 13.453 per kilogram atau menurun -0,81 persen dibandingkan Oktober 2024 sebesar Rp 13.563 per kilogram.
"Di tingkat grosir terjadi deflasi sebesar 0,81 persen secara month to month. Tetapi secara year on year mengalami inflasi sebesar 0,54 persen," kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (2/12/2024).
Harga beras di tingkat eceran mengalami deflasi atau menurun dari Rp 14.599 per kilogram di bulan Oktober menjadi Rp 14.534 per kilogram pada November 2024.
Baca juga: Jual Beras ke Pedagang. Kepala Bulog Bulukumba Sulsel Jadi Tersangka, Negara Rugi Rp2,1 M
"Di tingkat eceran mengalami deflasi sebar 0,45 persen month to month. Tetapi secara year on year mengalami inflasi 2,80 persen," tutur dia.
Sedangkan harga beras di tingkat penggilingan kompak menurun baik secara bulanan atau tahunan. Harga beras penggilingan per November 2024 sebesar Rp 12.567 per kilogram menurun -1,23 persen dibandingkan Oktober Rp 12.724 per kilogram.
Sementara itu, harga gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG) kompak mengalami penurunan. Tercatat, GKP pada November Rp 6.303 per kilogram menurun -1,86 persen dibandingkan Oktober Rp 6.422 per kilogram.
Adapun GKG pada November 2024 sebesar Rp 6.984 per kilogram atau menurun -1,48 persen dibandingkan Oktober 2024 Rp 7.089 per kilogram.
"Gabah kering panen turun sebesar 1,86 persen secara month to month dan sebesar 6,81 persen secara year on year. Gabah kering giling turun sebesar 1,48 persen secara month to month dan 8 persen secara year on year," tutur Amalia.