TRIBUNNEWS.COM - Sejak mewabahnya virus corona atau Covid-19, penggunaan disinfektan ramai digunakan oleh masyarakat.
Pasalnya, cairan disinfektan dipercaya ampuh untuk membunuh virus-virus yang ada di tubuh.
Namun ternyata, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan kinerja sesungguhnya dari cairan disinfektan.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Gedung Graha BNPB, Jakarta pada Senin (30/3/2020).
Baca: Untuk Penanganan Corona, Ridwan Kamil Potong Gaji Pejabat dan PNS Pemprov Jabar Selama 4 Bulan
Menurut Wiku, cairan disinfektan hanyalah senyawa yang bisa membunuh mikroorganisme dalam benda mati.
Itu artinya, cairan disinfektan bukanlah senyawa yang bisa membuat tubuh manusia terlindung dari Covid-19.
Baca: Jika Warga Kelas Bawah Ditanggung Negara karena Corona, Mahfud MD: Banyak Gak Punya Kartu Penduduk
"Sifatnya hanya sementara. Disinfektan ini adalah senyawa kimia yang digunakan di dalam proses dekontaminasi yang membunuh mikroorganisme, virus, bakteri pada objek permukaan benda mati," ujar Wiku, yang melansir dari Youtube BNPB, Senin (30/3/2020).
Lebih lanjut, Wiku menerangkan cairan disinfektan akan berbahaya bila disemprot pada tubuh manusia.
Sebab, cairan tersebut bisa menimbulkan kerusakan pada kulit dan menganggu pernafasan.
"Seperti fogging saja ya. Karena dapat menimbulkan iritasi kulit bahkan mengganggu pernafasan," jelasnya.
Bahkan, yang paling parah, penggunaan disinfektan yang berlebihan bisa memunculkan penyakit kanker kulit.
"Penggunaan dengan UV light dalam konsentrasi yang berlebihan mempunyai potensi jangka panjang menimbulkan kanker kulit," kata Wiku.
Baca: Jokowi Tetapkan Tahapan Baru Lawan Corona
Untuk itu, Wiku mengatakan ada cara lain yang bisa dilakukan selain meyemprot disinfektan ke tubuh manusia.
Yakni dengan selalu mencuci tangan secara teratur dan tidak menyentuh area wajah.