Penularan ini rawan terjadi jika pasien corona yang sudah sembuh berada di lingkungan dengan paparan virus yang tinggi.
"Sehingga yang sudah terkenal untuk kedua kalinya, dia masih tetap bisa sehat dan kebal," kata Indro.
"Pertanyaannya apakah masih bisa kena lagi, ya kita pasti akan kena lagi, sedangkan virusnya tersebar ke mana-mana," tambahnya.
Baca: Ahli Virus Tegaskan Pasien Corona yang Sembuh Bisa Kembali Tertular: Tapi Pulih Lebih Cepat
Baca: Corona Disebut Bisa Menular ke Hewan, Dokter Hewan Sekaligus Ahli Virus Beri Penjelasan
Namun, manusia yang kembali terjangkit kemungkinan besar akan menjadi kebal dan tak bisa menularkan ke orang lain.
Hal ini lantaran virus yang ada di dalam tubuhnya sudah kalah sebelum bisa menyebar.
"Apakah manusia yang sudah kebal ini akan menularkan lagi ke orang lain? Jawabannya tidak," tegas Indro.
"Karena kekebalan di dalam tubuh kita sudah menghabiskan virus yang ada di dalam tubuh," sambungnya.
Meski demikian, Indro mengingatkan bahwa pasien corona yang sudah kebal ini tetap bisa menebarkan virus lantaran ia menjadi vector.
Bedanya dengan carrier, vector adalah istilah untuk seseorang yang menyebarkan virus melalui benda terluar dalam tubuhnya atau benda yang suah ia sentuh.
"Tapi, pakaian yang kita bawa, baju, celana, mungkin tangan kita, tidak sengaja memegang meterial-material yang mungkin mengandung virus," kata Indro.
Dengan demikian, saat seseorang menjadi vector memiliki mobilisasi yang tinggi, maka ia berperan dalam penyebaran virus.
"Sehingga pada saat kita berjalan, dari satu tempat ke tempat lain, maka kita akan membawa virus juga," kata Indro.
"Dan bisa kemungkinan untuk menularkan ke orang lain. Tapi ini istilahnya bukan carrier, tapi sebagai vector. Vector itu pembawa," paparnya.
Solusi bagi vector lebih mudah dibanding carrier, vector cukup mencuci baju, cuci tangan, serta mandi.