TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aturan menjaga jarak fisik satu sama lain terus digaungkan di berbagai negara pada masa pandemi Covid-19.
Setidaknya, menjaga jarak 2 meter satu sama lain diyakini cukup aman dan dapat mencegah terjadinya penularan virus corona.
Seperti diketahui, cara penyebaran virus corona terjadi melalui tetesan air liur atau droplet yang keluar ketika orang yang terinfeksi sedang bersin, batuk, bahkan berbicara.
Namun, sepertinya ukuran jarak 2 meter tidak cukup jika merujuk pada penelitian terbaru yang dilakukan Talib Dbouk dan Dimitris Drikakis dengan Lembaga Penelitian Pertahanan dan Keamanan di Universitas Nicosia, Yunani.
Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Physics of Fluids tersebut menunjukkan, angin dapat membawa droplet terbang lebih jauh hingga 6 meter.
Melansir Healthline, Rabu (20/5/2020), penelitian dilakukan dengan menjalankan model komputer yang menyimulasikan perjalanan 1.008 tetesan air liur di udara dari orang yang sedang batuk.
Peneliti memperhitungkan faktor-faktor seperti kelembapan, penguapan, kekuatan di mana tetesan tersebar, dan bagaimana molekul air liur berinteraksi dengan udara.
Berdasarkan simulasi tersebut, didapatkan perhitungan bahwa dengan kecepatan pergerakan angin 4 kilometer per jam, maka droplet yang dikeluarkan lewat batuk bisa terbang hingga 6 meter hanya dalam 5 detik.
"Hal ini sangat penting karena menyangkut pedoman menjaga jarak untuk kesehatan dan keamanan, dapat meningkatkan pemahanan tentang penyebaran dan penularan penyakit melalui udara, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan," ujar Drikakis.
Meski demikian, para ilmuwan lainnya berpendapat, pergerakan droplet yang bisa terbang hingga 6 meter belum tentu berlaku pada kasus penularan virus corona penyebab Covid-19.
Sebab, mungkin ada variabel lain dan faktor lingkungan yang berkaitan dengan virus corona baru, yang tidak sepenuhnya diperhitungkan dalam penelitian lewat model komputer ini.
Penelitian hanya memperlihatkan bagaimana droplet bergerak di udara ketika seseorang batuk.
Namun, tidak jelas seberapa tinggi “viral load” pada droplet tersebut, terutama ketika sudah mencapai 6 meter dari orang yang terinfeksi.
Virus berada di udara