News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Belum Ada Vaksin, Terapi Plasma Konvalesen Jadi Pengobatan Alternatif Pasien Covid-19

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan Rumah Sakit Husada Utama menyambut dan memberi tepuk tangan saat sembilan pasien Covid-19 dinyatakan sembuh dan boleh pulang, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/6/2020). Surya/Ahmad Zaimul Haq

TRIBUNNEWS.COM - Semenjak merebak pertama kali ditemukan hingga hari ini, vaksin untuk Coronavirus Disease (Covid-19) belum ditemukan.

Berbagai cara tengah diambil oleh negara-negara terpapar virus Covid-19 termasuk Indonesia dengan kembali mengagungkan terapi plasma konvalesen.

Terapi ini disebut sebagai satu jalan alternatif untuk mengobati pasien positif Covid-19.

Sebetulnya terapi plasma konvalesen bukan merupakan hal baru, cara tersebut  telah digunakan sejak satu abad yang lalu untuk mengobati banyak penyakit, termasuk difteri.

“Terapi plasma konvalesen ini merupakan terapi yang sudah cukup lama, yakni sejak tahun 1900-an."

"Sehingga sudah digunakan untuk penyakit-penyakit seperti difteri, SARS, MERS, dan flu burung."

"Hanya saja, masih terbatas untuk uji klinis. Demikian juga dengan Covid-19, dipakai di banyak negara namun hanya sebatas uji klinis,” ujar Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Erlina Burhan dikutip dari channel YouTube BNPB, Sabtu (27/6/2020). 

Baca: Ambulans Dihadang di Ambon, Jenazah Corona Diambil Paksa, 8 Orang Jadi Tersangka

Baca: Boy William Awalnya Yakin Virus Corona Tak Masuk ke Indonesia, Makanya Kaget

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Erlina Burhan (https://covid19.go.id/)

Erlina yang masuk dalam Tim Pakar dokter Gugus Tugas Nasional juga menuturkan, sejumlah negara yang telah menggunakan terapi plasma konvalesen dengan hasil yang lumayan bagus dan cukup efektif.

Namun begitu, keberhasilan terapi yang telah dilakukan di banyak negara tersebut masih terbatas pada jumlah pasien yang sedikit.

Oleh karenanya, saat ini negara Amerika Serikat (AS) sendiri tengah melakukan pengujian terapi plasma konvalesen kepada pasien dalam jumlah yang banyak.

Tetapi AS masih belum merilis publikasi secara resmi terkait hal tersebut.

“Misalkan di China, disana terdapat 4 studi yang dilaporkan uji klinisnya, tapi sayangnya pasiennya masih sedikit. Ada yang dilakukan kepada 5 pasien, 10 pasien, 6 pasien, dan bahkan yang di Korea hanya 2 pasien,” imbuhnya Erlina.

Terapi konvalesen di Indonesia sendiri, saat ini masih berada dalam tahap uji klinis kepada para pasien positif Covid-19 dengan gejala berat.

Erlina menyebutkan bahwa beberapa rumah sakit (RS), termasuk RSUP Persahabatan telah siap dan akan segera melakukan uji coba terkait terapi ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini