TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agar bisa tetap hadir di tengah rakyat dan tetap mengedepankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19, DPP PDI Perjuangan (PDIP) memanggil perwakilan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) dari 34 propinsi dalam rapat koordinasi (rakor) di kantor pusat di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2020).
Rakorbid itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.
Para peserta terlebih dahulu dipastikan non-reaktif dengan rapid test, diperlengkapi masker serta hand sanitizer, dan berjarak.
Bahkan minum jamu sebelum mengikuti acara. Sesi rapat diatur sedemikian rupa sehingga rapat bisa berlangsung singkat, padat, dan jelas.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto membuka acara itu ditemani Wasekjen Bidang Kerakyatan Sadarestuwati, Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning, dan Ketua DPP PDIP bidang Pariwisata Wiryanti Sukamdani.
Hadir juga sebagai narasumber ialah Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi Basarnas, Abdul Haris Achadi.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan pesan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri bahwa situasi saat ini mengharuskan seluruh warga dunia, tak terkecuali Indonesia, siap dengan new normal.
Yakni semacam budaya dan protokol baru dalam kehidupan yang harus diikuti.
Namun kondisi pandemi terus mendorong seluruh jajaran Partai untuk menyalakan api ideologi Pancasila yang memiliki semangat perikemanusiaan dan kerakyatan agar tidak pernah padam, dan semakin kuat hadir daam gerak gotong royong untuk rakyat.
PDIP selama ini tak diragukan menjadi yang terdepan dalam membumikan perikemanusiaan dan kerakyatan. PDIP menyadari sepenuhnya, sesuai yang diajarkan seluruh agama, bahwa sebagai ciptaan Tuhan harus saling membantu dan menolong.
Baca: Baguna PDIP Buka Dapur Umum dan Posko Pengungsian
Baca: Kepala LBM Eijkman: Virus Corona Bisa Bertahan di Udara Hingga 8 Jam
"Kita harap kader Baguna selalu siap bergerak di tengah rakyat, membantu dan berpihak kepada rakyat tanpa membedakan pilihan politiknya. Meskipun di sosmed kita sering dikepung, percayalah seperti disampaikan Bung Karno, senjata yang paling kuat adalah persatuan dengan rakyat itu sendiri," ujar Hasto.
Hasto juga menyampaikan bahwa pandemi covid adalah momentum untuk bangsa Indonesia mengembangkan kemampuan berdikari.
Sebab Indonesia penuh dengan sumber obat-obatan yang genuine, herbal, dan ramah tubuh.
Dikatakannya, pandemi covid-19 semakin menyadarkan perlunya mengembangkan semangat berdikari, ketika di awal pandemi terjadi kelangkaan masker dan alat pelindung diri.