News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dosisnya Diragukan, Vaksin Oxford dan AstraZeneca akan Diujicoba Lagi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020.

Laporan Wartawan Tribunnrews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - CEO AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan vaksin virus corona (Covid-19) yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca akan dilakukan uji coba kembali.

Pernyataan tersebut disampaikannya pada Kamis (26/11/2020) menyusul keraguan yang meningkat terkait suntikan itu, yang dipicu kesalahan dosis dan penanganan data.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (27/11/2020), raksasa farmasi Inggris dan Swedia itu akan menjalankan uji coba baru dari kandidat vaksinnya dengan dosis yang lebih rendah, yang sebelumnya diklaim perusahaan tersebut memiliki kinerja lebih baik dibandingkan dosis penuh.

"Sekarang setelah kami menemukan apa yang tampak seperti efektivitas yang lebih baik, kami harus memvalidasinya, jadi kami perlu melakukan studi tambahan," kata Soriot.

Ia menambahkan bahwa ini kemungkinan akan menjadi studi internasional, namun dirinya optimis vaksinnya ampuh melawan virus tersebut.

"Yang ini bisa lebih cepat karena kami tahu kemanjurannya tinggi sehingga kami membutuhkan jumlah pasien yang lebih sedikit," jelas Soriot.

Baca juga: Thailand akan Tandatangani Kontrak Pembelian Vaksin Covid-19 dengan Oxford-AstraZeneca

Baca juga: Vaksin Oxford-AstraZeneca Diklaim Efektif dan Lebih Murah

Uji coba baru, kata dia, kemungkinan tidak akan menunda otorisasi vaksin oleh regulator Inggris dan Uni Eropa (UE).

Kendati demikian, proses mendapatkan persetujuan dari Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (AS) tampaknya akan mengalami penundaan, karena lembaga tersebut lebih berhati-hati terkait urusan ini.

Rencana uji coba ini disampaikan setelah AstraZeneca melaporkan pada hari Senin lalu bahwa vaksin AZD1222 yang mereka kembangkan bersama Oxford menunjukkan efektivitas rata-rata mencapai 70 persen.

Efektivitas vaksin itu diumumkan setelah pengumpulan hasil dari dua kelompok sukarelawan yang berbeda.

Sampel pertama, efektivitas 90 persen ditunjukkan pada vaksin yang diberikan setengah dosis kemudian diikuti dengan dosis penuh.

Sementara untuk dua dosis penuh, hanya menunjukkan efektivitas sebesar 62 persen.

Perbedaan yang jelas antara rejimen yang berbeda ini membuat bingung beberapa ahli.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini