Direktur PT Gerlink, Ghozalfan F Bazarah menuturkan, HFNC memiliki cara kerja yang lebih sederhana dibanding ventilator pernapasan pada umumnya.
“Bila dibandingkan dengan ventilator yang begitu kompleks dengan berbagai macam mode, HFNC jauh lebih sederhana.
Baca juga: Dewan Pers Yakinkan Pemerintah Segera Bantu Industri Pers yang Terdampak Covid19 kata Agus Sudibyo
Tenaga medis hanya perlu mengatur aliran udara (oksigen) dan suhu.
Dengan begitu alat ini sangat user friendly dan dapat digunakan oleh semua lini tenaga kesehatan baik relawan, perawat dan tentunya dokter,” ungkap Ghozalfan.
Di samping itu, harga HFNC juga lebih terjangkau di mana setiap unitnya berkisar sekitar Rp 60 juta.
Dokter Achmad Syaifudin yang saat ini bertugas menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus menyampaikan apresiasi terhadap Bakti Sosial Djarum Foundation.
Setelah mengaplikasikan HFNC kepada para pesien, dr. Achmad mengakui bahwa alat ini sangat efektif membantu pasien Covid-19 sehingga mencegah penderita masuk ke tahap yang lebih berat.
Dia juga mengatakan, penggunaan HFNC sudah lulus tes uji setelah success rate atau tolok ukur kesuksesan alat terapi oksigen menunjukkan HFNC lebih efektif daripada ventilator bagi pasien yang baru memasuki tahap awal terinfeksi Covid-19.
“Success rate terlihat ketika kondisi pasien berangsur membaik dan tidak sampai jatuh ke tahap berat atau sampai harus dipasang ventilator.
Success rate juga didukung dari proses terapi yang tepat pada awal kasus.
Peran HFNC ini adalah membuat kondisi awal yang langsung terdeteksi dan mencegah pasien memasuki fase berat atau sangat berat.
Sehingga dengan demikian alat yang didonasikan Djarum Foundation ini sangat membantu dalam penanganan pasien Covid-19,” katanya.