Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selain laju kasus Covid-19 yang belum menunjukan tanda-tanda menurun, pandemi juga dibayangi mutasi virus ini. Bahkan Inggris saja melakukan lockdown lagi untuk mengurangi penyebaran akibat adanya mutasi Covid-19.
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik dari RS Universitas Indonesia dr. Ardiana Kusumaningrum, Sp.MK mengatakan, adanya mutasi belum terdapat bukti ilmiah yang menyatakan mutasi baru membuat lebih ganas atau menyebabkan sakit lebih berat.
Namun varian baru ini memang lebih cepat menular dengan laju 50-74 persen lebih cepat dari varian sebelumnya.
Penularan virus yang tidak dihambat akan meningkatkan peluang mutasi lain karena mutasi akan terjadi setiap virus masuk ke dalam tubuh manusia.
Ia menjelaskan, di Inggris pemeriksaan secara terinci didapatkan ada kasus baru muncul sehingga diperluas lagi cakupan untuk pemeriksaan.
Pada Oktober sampai Januari, Inggris mendapatkan kasus yang meningkat sangat pesat.
Baca juga: Objek Wisata Candi Plaosan di Klaten Ditutup usai Seorang Karyawan Postitif Covid19
Secara umum dari April sampai akhir tahun 2020 terjadi peningkatan gelombang kedua.
Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran masalah mutasi muncul dan jadi perbincangan.
“Kekhawatiran jauh akan lebih buruk belum terbukti secara ilmiah. Varian baru ini lebih cepat menular dengan laju 50-74 persen di Inggris.
Di Afrika Selatan bahkan 200 persen dari varian sebelumnya. A
kibat penularan yang lebih, bila terjadi rumah sakit yang kita punya kapasitasnya terbatas dan akan penuh sehingga pasien dengan kondisi berat tidak bisa ditangani dan berakibat fatal,” kata dokter yang biasa disapa dokter Ningrum saat menjadi pembicara di talkshow yang diselenggarakan RSUI dengan tema ‘Covid-19 Update: Kondisi Terkini dan Vaksinasi’ yang diselenggarakan Jumat (15/1/2021).
Menurutnya, pandemi masih berlangsung, tapi penggunaan masker cukup efektif bisa menghambat penularan satu individu ke individu yang lain. Baik pada droplet kecil atau besar.
Baca juga: Grafik Kasus Corona di Indonesia: Pecah Rekor 3 Hari Berturut, 15 Januari Tambah 12.818 yang Positif
“Apabila menggunakan masker, tidak hanya melindungi diri kita tapi melindungi orang-orang di sekitar kita.
Perjuangan belum berakhir, mari bersama-sama melakukan langkah sederhana kalau dilakukan terus menerus, dengan memperhatikan 3M,” katanya. 3M yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Ia mengatakan, penelitian terhadap Covid-19 masih terus dilakukan. Begitu juga jalur penularan pada manusia.
Penularan yang terjadi melalui kontak langsung yakni kontak dengan orang terinfeksi, berjabat tangan, ada juga kontak tidak langsung, alat yang digunakan terkontaminasi serta droplet yakni percikan ludah/cairan, airborne (aerosol), kotoran manusia, dan hewan.
“Virus ini bisa ditularkan melalui kotoran mansia, walaupun kasusnya sedikit. Ada laporan juga manusia mungkin menularkan ke hewan dan hewan bisa ditularkan kembali ke manusia,” katanya.(lis)