News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Hadapi Pandemi Covid-19, Tak Bisa Hanya Andalkan Vaksin, Padukan dengan Disiplin Protokol Kesehatan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers di Gedung BNPB, Kamis (28/1/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, dalam menghadapi pandemi virus Corona, masyarakat tidak hanya mengandalkan satu intervensi kesehatan saja.

Seperti hanya mengandalkan vaksin saja agar tidak tertular virus Covid-19.

Menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat adalah upaya melengkapi intervensi kesehatan sebagaimana diajarkan analogi Swiss Cheese Model.

Baca juga: Satgas Optimistis PPKM Berdampak Signifikan dalam Penanganan Covid-19

Baca juga: Pengusaha Dukung Presiden Jokowi Agar Tidak Ada Lockdown dalam Atasi Pandemi Covid-19

Dimana berbagai intervensi penanganan Covid-19 diibaratkan celah pada lapisan keju yang saling menutupi satu dengan lainnya dan tidak dapat ditembus dari luar.

Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah, dimulai pada Rabu (13/1) lalu di Istana Negara. Hari ini Markas Besar TNI menggelar Vaksinasi tahap pertama yang diberikan kepada para Pejabat Teras di lingkungan Mabes TNI dan Ketua Umum Dharma Pertiwi beserta para pengurusnya, bertempat di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (4/2/2021). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Wiku menyatakan lapisan keju itu bagaikan setiap jenis intervensi penanganan Covid-19 dengan celahnya masing-masing yang semakin signifikan mencegah infeksi jika dilakukan bersamaan.

Hal itu disampaikan Wiku saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021).

"Hal ini akan berlaku sebaliknya, jika masyarakat hanya mengandalkan satu intevensi tunggal, maka kekurangan yang ada tidak akan tersokong dan malah akan memperburuk keadaan," kata Wiku.

Dan penting diingat, bahwa bukan hanya tingkat efektivitas suatu intevensi, namun juga sangat bergantung dengan lapisan proteksi majemuk.

Sebagai contoh, jika terdapat dua orang memakai masker dan hanya salah satu yang memakai masker 3 lapisan dan tepat menutup hindung dan mulut, maka sudah bisa ditebak mana yang lebih berisiko terpapar Covid-19.

"Karenanya, upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini, tentunya tidak semata-mata menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan Covid-19. Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan," tambah Wiku.

Karakter super hero memakaikan masker ke temannya saat kampanye "Jakarta Bermasker" di Kawasan Senen, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2021). Sat Reskrim Polres Jakpus membagikan sebanyak 10.000 masker dan 5.000 mulativitamin ke warga, sebagai bentuk kampanye Jakarta Bermasker sekaligus himbauan kepad warga untuk tetap menerapkan Protokol kesehatan dengan 5M. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)

Untuk itu, selama belum tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity, maka pencegahan paling efektif adalah kepatuhan protokol kesehatan oleh seluruh individu.

Upaya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan seimbang antara vaksinasi dan protokol kesehatan.

Langkah penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa dilakukan secara tunggal, harus komprehensif dengan melibatkan protokol kesehatan yang ketat demi menekan lebih banyak jumlah orang yang terinfeksi.

Dan pada waktu bersamaan, upaya ini harus didukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sehingga mereka yang sakit semakin sedikit, dan mendongkrak angka kesembuhan.

Dan hal ini akan menjadi sempurna jika vaksinasi dilakukan untuk mengurangi kerentanan terinfeksi, pengembangan keparahan gejala penyakit dan peluang penularan kepada orang lain.

"Kedepannya saya berharap setiap elemen masyarakat, baik pemerintah, akademisi, komunitas, penggiat usaha maupun media memiliki pola pikir yang lebih luas dan mendalam. Untuk menjalankan upaya penanganan Covid-19 secara lebih komprehensif demi penanganan kesehatan yang lebih signifikan ke arah yang lebih baik," pungkas Wiku.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini