News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Apa Itu Varian Lambda? Benarkah Lebih Menular dari Varian Delta dan Kebal terhadap Vaksin Sinovac?

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona - Inilah penjelasan mengenai varian virus corona (Covid-19) Lambda yang pertama kali terdeteksi di Peru. Benarkah lebih menular dari varian Delta?

TRIBUNNEWS.COM - Virus corona (Covid-19) telah bermutasi beberapa kali sejak pandemi dimulai, dengan beberapa varian yang lebih menular dan mematikan.

Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan empat mutasi tersebut sebagai varian yang mengkhawatirkan atau variant of concern (VOC), yaitu Alfa, Beta, Gamma, dan Delta.

Kemudian ada empat varian lainnya, yaitu Eta, Iota, Kappa, dan Lambda, yang telah ditetapkan sebagai varian yang diminati atau variants of interest (VOI).

Dilansir Al Jazeera, dalam beberapa minggu terakhir penyebaran cepat terjadi pada varian Lambda.

Varian Lambda yang pertama kali terdeteksi di Peru, telah menarik menarik perhatian berbagai ahli.

Baca juga: Virus Corona Varian Lambda asal Peru Menyebar ke 28 Negara: Ini yang Perlu Diketahui

Varian Lambda saat ini merupakan varian dominan di negara Andes, yang memiliki tingkat kematian virus corona per kapita tertinggi di dunia.

Varian Lambda juga telah menyebar ke setidaknya 28 negara lain termasuk Argentina, Brasil, Kolombia, Ekuador, dan Inggris.

Berikut ini hal yang perlu diketahui mengenai varian Covid-19 Lambda:

Di mana dan kapan pertama kali terdeteksi?

Varian Lambda pertama kali terdeteksi di Peru pada Desember lalu.

Ini adalah variasi dari virus corona baru yang pertama kali tercatat di negara itu pada Agustus 2020.

Asal pasti varian Lambda, yang sebelumnya dikenal sebagai strain Andes, masih belum jelas, tetapi para ilmuwan mengatakan mutasi itu pertama kali muncul di Amerika Selatan.

Selama tiga bulan terakhir, varian Lambda telah berkembang mendominasi 80 persen dari semua kasus di Peru, menurut Institut Kesehatan Nasional negara itu.

"Ketika kami menemukannya, itu tidak menarik banyak perhatian," kata Pablo Tsukayama, seorang dokter di mikrobiologi molekuler di Universitas Cayetano Heredia di Lima dan salah satu orang yang mendokumentasikan kemunculan varian Lambda.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini