TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meski saat ini kasus positif Covid-19 sudah turun drastis, Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo meminta masyarakat Indonesia tetap waspada dan selalu mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Rahmad pun mengingatkan contoh kasus di Amerika Serikat (AS) yang kini kembali berjibaku dengan tingginya angka penularan covid-19 meski hampir semua warganya sudah menjalani vaksinasi.
Sebab kasus Covid-19 bisa saja kembali meledak jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan.
“Karena ini angkanya masih labil. Amerika sempat turun, kemudian meledak lagi. Saya kira kita perlu tetap menjaga kewaspadaan melawan Covid-19,” kata Rahmad, Selasa(7/9/2021).
Rahmad Handoyo menilai kebijakan pemerintah untuk penanganan Covid-19 sudah on the track atau sesuai rencana.
Salah satu indikatornya adalah kasus Covid-19 yang terus turun.
Baca juga: 94 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal Dunia Belum Divaksin
Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Indonesia mulai pertengahan Juni dan mencapai titik puncak pada pertengahan Juli.
Saat itu, penambahan kasus harian bisa lebih dari 40 ribu. 3 Juli, pemerintah membatasi mobilitas masyarakat dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang hingga saat ini.
Agustus, penurunan kasus Covid-19 mulai terlihat. Bahkan, tiga hari terakhir penambahan kasus harian Covid-19 terus di bawah 10 ribu. 4 September, ada 6,7 ribu kasus baru. 5 September, ada 5,4 ribu kasus baru. Kemarin, kasus baru hanya 4,4 ribu.
Pasien sembuh sudah mencapai 90%. Saat ini rasio keterisian rumah sakit secara nasional berada pada angka 19%.
Pekerjaan rumah pemerintah yang cukup menantang adalah mengurangi risiko kematian. Kebijakan yang diambil adalah dengan membangun isolasi terpusat dan meningkatkan cakupan program vaksinasi.
Rahmad menilai capaian-capaian tersebut merupakan hasil dari kebijakan yang tepat dan dukungan seluruh masyarakat.
“Saya kira kebijakan pemerintah on the track dan sesuai keinginan bersama. Banyak yang menyangsikan sebelumnya, tapi rakyat bersama pemerintah bergotong royong, bergandengan tangan penuh kesabaran,” kata Rahmad.
Kendati demikian, menurut Rahmad, masyarakat tidak boleh berpuas diri atas penurunan kasus Covid-19 belakangan ini.
Dia mengakui butuh waktu untuk mengubah perilaku masyarakat agar terus menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi.
“Perlu kita ingatkan bahwa PPKM itu untuk menyelamatkan seluruh masyarakat. Jadi kita butuh kesabaran,” ujar Rahmad.
Menurut Rahmad, masyarakat perlu menjadi agen untuk mensukseskan PPKM.
Semakin rakyat bergotong royong, potensi Indonesia keluar dari kondisi ini semakin besar.
“Kepada orang-orang yang masih menolak PPKM, bangsa kita ini menjadi contoh banyak negara, terutama Malaysia, terbukti kita mampu mengendalikan bersama,” tegas Rahmad.(Willy Widianto)