Kendati gejalanya digambarkan sangat ringan, Omicron menular dengan cepat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menetapkan Omicron sebagai Varian of Concern (VcO) tanpa melewati kategori Variant of Interest (VoI).
Mengutip covid19.go.id, alasan Omicron masuk dalam kategori VoC adalah karena peningkatan risiko infeksi ulang varian ini lebih tinggi dibanding VoC lainnya.
“Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529."
"Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021,” demikian penjelasan WHO yang dipublikasikan pada Jumat (26/11/2021).
Lantas, apakah vaksin Covid-19 atau booster efektif melawan Omicron?
Bukti saat ini menunjukkan Omicron bisa menjadi lebih resisten terhadap vaksin, dibanding varian lainnya.
Baca juga: Ditemukan Varian Omicron di Arab Saudi, Sapuhi: Jemaah Umrah Asal Indonesia Masih Boleh Masuk
Baca juga: Kasus Covid-19 Pecah Rekor, Korea Selatan Batalkan Pengecualian Karantina untuk Atasi Varian Omicron
Hal ini lantaran jumlah mutasi yang dimiliki jenis B.1.1.529, dan fakta bahwa protein lonjakannya punya perubahan yang berbeda.
Namun, terlalu dini untuk mengatakan apakah Omicron benar-benar resisten terhadap vaksin.
Kata Ahli Epidemiologi
Para ahli epidemiologi dan pakar lainnya memperingatkan terlalu sedikit data untuk menarik kesimpulan mengenai gejala Omicron.
Dibanding hal itu, mereka sangat mengkhawatirkan soal seberapa cepatnya Omicron, dengan jumlah mutasi yang tinggi, bisa menular, serta bagaimana 'perlawanan' varian ini terhadap vaksin.
"Saya tidak berpikir kita tahu apa-apa tentang virulensi (keganasan suatu penyakit)."
"Yang lebih kami khawatirkan adalah kemampuan (Omicron) menular dan kemampuannya menghindari kekebalan," ujar Dr Amesh Adalja, seorang dokter penyakit menular, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, dikutip dari NBC News.