TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan mengenai nama Omicron yang diambil dari huruf Yunani serta cara mengucapkannya.
Varian baru virus Corona dengan nama Omicron adalah varian ke-13 dari virus SARS-CoV-2.
Seperti varian dengan nama lainnya, Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus mengatakan, varian tersebut naik ke tingkat yang mengkhawatirkan.
Hal ini mengingat beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya, misalnya, pada seberapa mudah menyebar atau tingkat keparahan penyakit tersebut.
Baca juga: Waspada Covid-19 Varian Omicron, Pemerintah Indonesia Lakukan Tindakan Pencegahan dan Prokes Ketat
Dasar penamaan varian Omicron
Ketika varian pertama kali menjadi perhatian yang lebih luas bagi masyarakat umum, banyak orang merujuknya dengan nama negara tempat varian tersebut pertama kali terdeteksi, seperti "varian Inggris".
"Virus ini akan menyebar, kemudian menular dan menginfeksi orang lain. Namun, virus itu tidak benar-benar berdasarkan lokasi, tetapi didasarkan pada infektivitasnya," ujar Profesor Penyakit Menular dan Obat-obatan, Dr. Waleed Javaid, dikutip dari usatoday.com.
Dr. Waleed Javaid juga menjadi Direktur Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Mount Sinai, New York.
Pada bulan Mei, WHO mengumumkan akan menggunakan sistem baru untuk penamaan varian guna menghindari kebingungan dan stigma ke negara-negara di mana varian pertama kali didokumentasikan.
Nama ilmiah Omicron berada di bawah sistem Pango, dari kelompok Penugasan Filogenetik bernama Global Outbreak, adalah B.1.1.529, yang menyampaikan informasi ilmiah mengenai garis keturunannya.
Alasan menggunakan huruf Yunani dalam penamaan varian Covid-19
WHO mengganti nama varian Covid-19 dengan nama huruf Yunani untuk menghindari kebingungan atau stigma.
Selain itu, WHO juga mengatakan, tujuan penggunaan alfabet Yunani adalah untuk memudahkan dan lebih praktis bagi komunitas non-ilmiah untuk membahas variannya.
Javaid mengatakan, ia telah menemukan bahwa penggunaan huruf Yunani sangat membantu ketika berkomunikasi dengan pasien atau anggota staf yang tidak terlatih dalam memahami aspek teknis dari perbedaan varian.