Jika ditotal, orangtua yang tidak setuju anak usia 3-12 tahun divaksin Covid-19 adalah 45 persen.
"Kalau kita bandingkan lagi dengan survei tatap muka Desember 2021, mayoritas tidak setuju yaitu sekitar 63,2 persen. Sedangkan setuju 34,2 persen. Di survei online kali ini cenderung tidak setuju 45,1 sedangkan cenderung setuju 48,7 persen," ungkap Rizka lagi.
Sehingga ia menyebutkan saat ini semakin banyak warga yang setuju pemberian vaksin untuk anak. Namun jika dilihat dari segi sosial-demografi, secara umum memang juga terjadi pembelahan.
Yaitu pendapat dan sikap warga dari kategori gender, usia, etnis, agama pendidikan, pekerjaan dan pendapatan cenderung bervariasi.
Untuk etnik Jawa, cenderung setuju dan lebih banyak setuju.
Baca juga: Dua Warga Kupang Timur Jadi Tersangka Pemalsuan Kartu Vaksin
Akan tetap untuk etnik Madura, cenderung lebih banyak tidak setuju.
Begitu juga etnik Minang. Cenderung tidak setuju.
Kalau dilihat dari kategori agama, kelompok non Islam cenderung setuju.
Sedikit saja yang menyebutkan tidak setuju.
Sedangkan berdasarkan pendapatan, orang yang bekerja wiraswasta atau memiliki usaha cenderung tidak setuju.
Pendapatan lebih tinggi cenderung setuju.
"Ada kelompok yang cenderung berdasarkan wilayah setuju yaitu Banten dan DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta dan Bali. Sedangkan wilayah yang cenderung tidak setuju adalah Jawa Barat,"tambahnya lagi.(*)