News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Muncul Lagi Subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus, Sudah Terdeteksi di 10 Negara

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Varian omicron dari coronavirus seperti hasil pengamatan dari mikroskop. - Kemunculan subvarian Omicron baru yakni BA.2.75 atau yang dijuluki 'Centaurus' yang pertama kali diidentifikasi di India dikhawatirkan lebih menular.

TRIBUNNEWS.COM - Ahli virologi khawatir subvarian omicron baru yakni BA.2.75 atau yang dijuluki 'Centaurus' lebih menular.

Dilansir Guardian, varian BA.2.75 atau 'Centaurus' pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei ini. 

Kasusnya meningkat tajam dan tampaknya penularannya lebih cepat daripada varian BA.5 yang juga dikenal sangat menular.

BA.5 yang juga terdeteksi di India, dengan cepat menggantikan varian BA.2 yang sebelumnya dominan di banyak negara.

BA.2.75 juga telah terdeteksi di sekitar 10 negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Kanada.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), menetapkan 'Centaurus' sebagai varian dalam pemantauan atau “variant under monitoring” per-7 Juli 2022.

Baca juga: WHO Beri Peringatan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir

Ini mengindikasikan bahwa varian ini dikhawatirkan lebih menular atau terkait dengan penyakit yang lebih parah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), juga memantau dengan cermat varian baru ini, meskipun kepala ilmuwannya, Dr Soumya Swaminathan, mengatakan belum ada cukup sampel untuk menilai tingkat keparahannya.

Selain pertumbuhannya yang cepat dan penyebaran geografis yang luas, ahli virologi telah diperingatkan oleh banyaknya mutasi ekstra yang terkandung dalam BA.2.75, relatif terhadap BA.2, yang kemungkinan besar telah berevolusi.

"Ini bisa berarti bahwa ia (BA.2.75) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keunggulan dibandingkan garis keturunan virus yang sudah sukses," kata Dr Stephen Griffin, ahli virologi di University of Leeds.

"Ini bukan mutasi yang tepat, lebih pada jumlah/kombinasinya," kata Dr Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College London, yang pertama kali mengidentifikasi Omicron sebagai masalah potensial pada November 2021.

"Sulit untuk memprediksi efek dari banyaknya mutasi yang muncul bersama – ini memberi virus sedikit sifat 'wildcard' di mana jumlah bagian bisa lebih buruk daripada bagian satu per satu."

"Ini jelas merupakan kandidat potensial untuk apa yang terjadi setelah BA.5. Jika gagal, itu mungkin hal yang akan kita hadapi selanjutnya, yaitu 'varian dari varian'."

sub-varian Omicron BA.2 - Kemunculan subvarian Omicron baru yakni BA.2.75 atau yang dijuluki 'Centaurus' di India dikhawatirkan lebih menular. (DW News)

Menurut laporan Deseret News, subvarian omicron berlabel BA.2.75 meningkat pesat di India dan kemungkinan bertanggung jawab atas sebagian besar kasus Covid-19 di negara itu. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini