TRIBUNNEWS,COM - Sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi rakyat, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga memberi perhatian terhadap kehidupan pasar tradisional.
Oleh karena itu, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga meminta perhatian bupati dan walikota membangun dan merevitalisasi pasar tradisional sebanyak-banyaknya serta mengelolanya secara modern.
Tambahnya, tidak ada tempat lain yang representatif dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan selain pasar tradisional.
"Pasar modern tidak boleh dilarang, namun pasar tradisional harus dikembangkan dan diberdayakan. Baik dari sisi manajemennya, kebersihannya, higienitasnya, juga teknologinya. Dan harus selalu kita Ingat bahwa pasar tradisional itu tulang punggung perekonomian negara kita", kata Menkop sebelum menggunting pita tanda mulai beroperasinya Pasar Desa Pabuaran Kidul, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon, Sabtu (17/9).
Menteri juga mengemukakan pemerintah pusat telah memiliki program revitalisasi pasar melalui dana APBN.
Terkait hal ini, Kemenkop UKM telah membangun 65 pasar tradisional.
Walaupun demikian, Kemenkop tetap mengingatkan bahwa tugas membangun pasar tradisional juga tanggung jawab pemda.
Ia pun menceritakan pengalamannya ketika menjadi Walikota Denpasar pada tahun 2000-an.
Saat itu, ia membangun dan mengembangkan 43 pasar tradisional di sana.
"Sekarang, pasar tradisional di Denpasar itu sudah menjadi pusat turis di Bali. Itu karena pasar tradisional di sana dikelola secara baik dan kuncinya harus tetap menjaga kebersihan pasar", ungkap Puspayoga.
Ditempat yang sama, Menteri melaunching 'Kartu Pasarku' yang dikelola oleh Koperasi Dhelima Spirit Indonesia.
"Saya menilai, kehadiran Kartu Pasarku ini sangat bagus. Saat ini, pasar dan pedagang pasar tradisional memang harus dikelola dengan manajemen modern. Sehingga, pasar tradisional modern di desa Pabuaran Kidul ini bisa dijadikan sebagai model pengembangan pasar tradisional di wilayah Cirebon", kata Puspayoga.
Di acara yang disaksikan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra itu, Menkop juga menegaskan bahwa para pedagang harus menjadi prioritas bagi program pembiayaan, seperti kredit usaha rakyat (KUR).
"Oleh karena itu, saya meminta Bupati agar mengundang Bank BRI datang ke pasar ini untuk sosialisasi KUR. Dimana bunga KUR saat ini sudah turun dari 22% menjadi 9% pertahun. Bahkan, tahun depan, akan turun lagi menjadi 7%. Program KUR dengan maksimal kredit Rp25 juta itu tanpa agunan", tandas Puspayoga.
Ketua Koperasi Dhelima Spirit Indonesia (Koperasi 'Dhesi') Arief Awaludianto menjelaskan Kartu Pasarku adalah pengelolaan pasar berbasis IT.
Kartu Pasarku yang dimiliki para pedagang pasar itu, lanjut Arief, memiliki beberapa fungsi.
Diantaranya, menghindari 'fraud' atau kecurangan dari aneka transaksi di pasar, hingga memudahkan pedagang bertransaksi.
"Selain itu, dengan kartu itu juga kita bisa memonitor setiap saat terkait retribusi pedagang", katanya.