News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunakan Pewarna Berbahan Alami, Ketua DPD RI Apresiasi Eco Print

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, yang sedang mengisi reses di Jawa Timur memberi apresiasi kepada Eco Print, sebuah UMKM yang bergerak di bidang pewarnaan berbahan dasar alami.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memberi apresiasi kepada Eco Print, sebuah UMKM yang bergerak di bidang pewarnaan berbahan dasar alami. 

Apresiasi tersebut disampaikan LaNyalla saat menerima Owner Eco Print di Kadin Jatim, Selasa (22/2/2022).

Menurut LaNyalla, yang dilakukan Eco Print patut untuk mendapat dukungan agar bisa tumbuh dan berkembang dalam kegiatan perekonomian nasional. 

"Hal-hal seperti ini patut kita apresiasi dan beri dukungan penuh untuk dapat terus berkembang," kata LaNyalla, yang sedang mengisi reses di Jawa Timur.

Untuk itu, LaNyalla meminta Kadin Jatim mendukung Eco Print untuk dapat mengembangkan usahanya.

"Ada banyak pola kerja sama yang bisa disinergikan. Saya kira Kadin Jatim harus mengambil peran penting dalam mendukung Eco Print ini," imbuh Senator asal Jawa Timur tersebut.

Owner Eco Print, Didik Edi Susilo, menjelaskan usahanya dibangun tahun 2019. 

Berawal dari kepeduliannya terhadap lingkungan hidup, Edi menemukan terobosan berupa pewarnaan kain menggunakan bahan-bahan alami yang banyak tersedia di sekitar kita.

"Kami mencoba menggagas Eco Print ini pada tahun 2019. Bersyukur kami mendapat tempat yang baik di masyarakat sehingga bisa bertahan hingga sekarang," kata Didik.

Dikatakannya, bahan-bahan alami yang dapat digunakan menjadi pewarna kain ada banyak sekali. Di antaranya adalah daun jati, kunyit, daun kedondong, bunga gemitir, kulit bawang merah dan masih banyak yang lainnya. 

"Tidak ada unsur kimia sama sekali. Semuanya murni menggunakan daun alami yang tersedia di sekitar kita," katanya.

Dijelaskannya, untuk proses pengerjaan hanya membutuhkan waktu empat jam saja. Hanya untuk finishing-nya membutuhkan waktu sekitar empat hari. 

"Jadi daun tinggal di tempel saja ke kain. Itu hanya membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk pengerjaan satu buah bahan. Tapi proses finishing-nya bisa empat hari karena perlu oksidasi dengan udara," tutur dia.

Tak hanya itu, Didik juga mengolah daun yang telah digunakan sebagai pupuk kompos. 

"Jadi proses daur ulangnya semua berguna. Daun yang telah digunakan kami daur ulang menjadi pupuk kompos," terang dia.

Pada kesempatan itu, Didik meminta dukungan LaNyalla agar usahanya dapat berkembang pesat bisa menembus pasar internasional.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini