Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Golkar, Basuki T Purnama atau akrab disapa Ahok digadang-gadang sebagai pendamping Wali Kota Solo, Joko Widodo dalam Pemilukada DKI.
Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi mengaku pernah bertemu dengan Ahok. Namun, pertemuan tersebut tidak membicarakan mengenai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Sudah pernah waktu itu, sekitar dua bulan lalu. Membicarakan banyak hal, (masalah) perkotaan dan lain-lain," kata Jokowi ketika dihubungi wartawan, Jumat (16/3/2012).
Walau sudah dikabarkan akan berduet dalam Pemilukada DKI, Joko mengaku belum mendapatkan keputusan secara resmi dari PDIP mengenai informasi tersebut. Oleh karena itu, Jokowi tidak mau berandai-andai mengenai pasanganya, Ahok.
"Saya sekarang di Solo. Secara resmi belum ada informasi dari PDIP yang saya terima," imbuh Jokowi.
Sebelumnya, Ahok membenarkan dirinya akan menjadi pendamping Wali Kota Solo, Joko Widodo dalam bursa pencalonan gubernur DKI Jakarta.
"Iya benar," ujar Ahok kepada Tribunnews.com, Jumat (16/3/2012).
Ahok mengatakan ia menduga pasti tidak akan diizinkan oleh Partai Golkar maju menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo. Kendati demikian, kata Ahok, segala kemungkinan bisa terjadi, karenanya ia masih tetap yakin akan maju.
"Karena sebelum didaftarkan, segala kemungkinan bisa terjadi," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dan Ketua Dewan Pembina Partai Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto sepakat mengusung Wali Kota Solo, Joko Widodo, sebagai calon gubernur dalam Pemilukada DKI Jakarta 2012 ini.
Kesepakatan nama calon gubernur yang akrab disapa Jokowi itu tercapai dalam pertemuan kedua tokoh itu di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Kamis kemarin.
Pengusungan dilakukan mengingat pendaftaran nama calon semakin dekat, yakni Senin, 19 Maret 2012 mendatang. "Pak Prabowo dan Ibu Mega sepakat mengajukan Jokowi," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/3/2012).