TRIBUNNEWS.COM - Swiss mengukir rekor saat mampu mengalahkan Prancis pada babak 16 besar EURO 2020, di Arena Nationala Bucharest, Senin (28/6/2021) atau Selasa dini hari WIB.
Untuk pertama kalinya dalam 67 tahun sejak Piala Dunia 1954, Swiss sukses mencapai perempatfinal dalam sebuah turnamen akbar.
Aktor kesuksesan Swiss, tentu saja seluruh anggota skuat yang tergabung dalam La Nati, julukan Timnas Swiss.
Hal itu tanpa mengeyampingkan peran dari Haris Seferovic yang mampu mencetak dua gol dan Mario Gavranovic lewat gol krusial penyeimbang di ujung laga.
Baca juga: Fakta-Fakta Mengejutkan di Balik Tersingkirnya Prancis dari EURO 2020, Kylian Mbappe Jadi Pesakitan
Pun, ada sosok istimewa yang menjadi ruh permainan Swiss dalam laga tersebut.
Dia adalah sang kapten, Granit Xhaka.
Meski tak mencetak gol, Xhaka tampil luar biasa di pertandingan yang menguras fisik dan emosi tersebut.
Dia mampu menjadi inspirasi tim yang menjaga mental rekan-rekannya melewati fase demi fase pertandingan hingga babak adu penalti.
Baca juga: Inggris Vs Jerman, Skandal UEFA Dituding Untungkan Inggris, Loew Ngamuk Tak Bisa Latihan di Wembley
Xhaka, di laga itu tampak tak bosan memotivasi rekan setimnya. Meneriaki mereka agar terus berjuang meski dalam keadaan tertinggal.
Dua gol penyeimbang, terjadi setelah jeda water break, momen di mana Xhaka terus memompa semangat teman-temannya yang hampir kalah.
Peran luar biasa itu mendapat kredit dari Uefa yang menyematkan Granit Xhaka sebagai man of the match.
Mengutip dari situs Uefa.com, pengamat teknis UEFA, Corinne Diacre menilai Xhaka menjadi pemegang komando lapangan yang impresif.
"Sangat mengesankan di lini tengah, ofensif dan defensif. Pemimpin timnya dengan komunikasi dan organisasi yang hebat," kata Corinne.
Mantap di Lapangan
Tak cuma sekadar motivator yang ngomong doang, Granit Xhaka punya kontribusi vital di lapangan.
Xhaka poros utama pengalir bola.
Statistik pertandingan mencatat, Granit Xhaka menjadi pemain Swiss yang paling banyak melepaskan operan dengan akurasi tertinggi.
Sang kapten melepaskan 87 operan dengan akurasi mencapai 92 persen!
Baca juga: Fakta-Fakta Mengejutkan di Balik Tersingkirnya Prancis dari EURO 2020, Kylian Mbappe Jadi Pesakitan
Akurasi itu paling tinggi dari seluruh pemain Swiss pada partai kali ini laga melawan Prancis.
Xhaka juga menjadi pilar Swiss yang paling rutin menggedor pertahanan Prancis lewat ukiran tiga operan kunci.
Dia menjadi sosok di balik gol ketiga Swiss pada menit ke-90.
Umpan terobosannya dari tengah lapangan menuju kotak penalti mampu diolah Gavranovic menjadi sebuah tembakan ke gawang yang berujung gol.
Tak cuma itu, Xhaka juga apik dalam membantu membentengi pertahanan timnya lewat tiga intersep dan dua tekel sempurna.
Santuy di Babak Adu Penalti
Hal lain yang menarik dalam pembahasan seputar peran Granit Xhaka dalam kemenangan sensasional Swiss atas Prancis adalah ketenangannya memandu rekan setim melewati fase krusial pertandingan.
Ketenangan Xhaka menjadi sorotan akun Fakta Sepakbola.
Aksi Xhaka yang meminum Cola, disebutkan menjadi gambaran Xhaka tetap tenang di fase krusial -adu penalti- yang akhirnya membuat Prancis tersingkir.
Atas semua kombinasi peran, daya juang, dan ketenangannya, tak salah bila Eufa menetapkan Granit Xhaka sebagai man of the match.
Menarik menyaksikan peran Xhaka bersama Swiss di babak perempatfinal EURO 2020 nanti.
Di babak perempatfinal, Swiss akan menghadapi Spanyol yang menang secara dramatis atas Kroasia dalam laga bertabur 8 gol di babak 16 besar.
Laga Swiss Vs Spanyol akan dihelat di Saint Petersburg, Jumat (2/7/2021) WIB.