TRIBUNNEWS.COM - Keberhasilan Italia memenangkan EURO 2020 semakin mempertegas jika Inggris memang anti-adu penalti.
Diketahui, laga final EURO 2020 Inggris Vs Italia harus ditentukan lewat adu penalti lantaran kedua tim bermain seri 1-1 hingga berakhirnya waktu normal pertandingan.
Pada laga final EURO 2020 di Stadion Wembley Senin pagi WIB itu, Inggris sebenarnya unggul lebih dulu lewat gol cepat Luke Shaw menit kedua.
Inggris juga dianggap 'kurang beruntung' lantaran harus kebobolan di menit ke-67 lewat gol balasan Leonardo Bonucci meski bermain dominan di pertandingan.
Inggris Vs Italia mesti dilewati lewat babak perpanjangan waktu 2X15 menit di mana skor tetap imbang 1-1 di akhir perpanjangan waktu.
Baca juga: Catatan Dahsyat Italia ke Final EURO 2020, Azzurri Tak Terkalahkan di 33 Laga Beruntun!
Babak adu penalti harus dimainkan untuk menentukan pemenang, sebuah babak yang ditakuti tim tiga singa karena riwayat buruk mereka dalam babak tersebut.
Hasilnya, benarnya saja, Inggris yang juga sempat unggul dalam perhitungan gol di babak adu penalti, berbalik tertinggal dan kalah saat penendang terakhir mereka, Bukayo Saka, gagal memasukkan bola.
Wonderkid berusia 19 tahun itu harus menanggung beban mental besar yang akhirnya benar-benar ambruk saat sang superman, Gianluigi Donnarumma menepis tendangannya.
Data dan fakta itu hanya sekelumit dari drama adu penalti Inggris Vs Italia pada final EURO 2020.
Berikut data dan fakta lainnya terkait final EURO 2020 dirangkum dari berbagai sumber:
Baca juga: Rekor Lionel Messi Bawa Argentina Juara, Bukan Cuma Jadi Top Scorer Copa America 2021
Adu Penalti Kedua dalam 63 Tahun
Sejak penyelenggaraan pertama pada tahun 1958, EURO 2020 menjadi gelaran kedua yang memainkan babak adu penalti.
Piala Eropa pertama yang harus menentuan pemenang lewat babak adu penti adalah saat EURO 1976 di Yugoslavia.
Di final, Cekoslowakia (kini menjadi Republik Ceko) berhadapan dengan Jerman Barat.
Ceko menjadi juara setelah menang 5-3 dalam babak adu penalti.
Baca juga: Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun, Pemain EURO 2020 Juluki Indonesian Messi ke Egy Maulana Vikri
Penantian Panjang Italia
Memenangan EURO 2020 menjadi pelapas dahaga gelar Azzurri pada ajang ini.
Ini menjadi trofi kedua Piala Eropa bagi Italia.
Terakhir mereka juara Piala Eropa adalah pada tahun 1968, 53 tahun silam. Sebuah jarak penantian terpanjang bagi sebuah negara untuk bisa kembali juara pada ajang Piala Eropa.
Terbanyak Setelah Jerman
Dengan rengkuhan trofi EURO 2020, Italia telah memenangkan enam trofi kejuaraan utama (empat trofi Piala Dunia dan dua trofi Piala Eropa.
Di antara negara-negara di Eropa, hanya Jerman yang bisa menyaingi dan mengalahkan torehan Italia tersebut.
Jerman hingga kini sudah mengumpulkan sebanyak tujuh trofi kejuaraan utama.
Harry Kane Melempem
Final EURO 2020 Inggris Vs Italia menjadi laga kedua bagi striker Harry Kane di mana dia tidak sekalipun menciptakan peluang.
Harry Kane melempem dalam laga ini. Dia sama sekali tak menembak ke gawang Italia.
Dalam riwayat 61 pertandingan bersama Inggris, Harry Kane pernah mengalami hal serupa saat menghadapi Swiss pada 2018.
Gianluigi Donnarumma Sang Superman
Superman menjadi julukan Gianluigi Donnarumma lantaran aksi terbangnya menyelamatkan gawang Italia dalam babak adu penalti.
Faktanya, Donnarumma memang superman di tiap adu penalti.
Dalam liga laga yang dia jalani dimana timnya harus menjalani adu penalti, Donnarumma punya statistik sempurna memenangkan kelima laga tersebut.
Dari lima laga dengan babak adu penalti yang diikuti, Donnarumma tiga kali berseragam tim nasional, dan dua kali berseragam klub.
Inggris Anti-Adu Penalti
Inggris memang punya riwayat buruk di babak adu penalti.
Seperti anti-adu penalti, Inggris kerap kalah jika pertandingan harus ditentukan lewat tos-tosan.
Data menunjukkan Inggris hanya punya persentase rendah, sebanyak 22 persen saja memenangkan babak adu penalti.
Rasio terendah di antara negera-negara Eropa.
Dari sembilan kali adu penalti yang pernah dijalani Inggris di turnamen akbar selkelas Piala Dunia dan Piala Eropa, Inggris baru dua kali menang.