News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2019

Jemaah Haji Harus Waspada, Copet dan Penipu Berkedok Petugas Berkeliaran di Masjidil Haram

Penulis: Husein Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana jemaah haji Indonesia menunggu antrian bus shalawat di Terminal Syib Amir, Makkah, Minggu (21/7/2019) dini hari.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jemaah haji Indonesia diminta selalu menjaga keamanan diri sendiri selama di Tanah Suci. Waspada pada orang yang berniat jahat, karena penipu juga copet berkeliaran.

Ini mengingat di sekitar Masjidil Haram semakin padat menjelang masa puncak haji.

Tidak sedikit jemaah haji dari berbagai negara makin banyak memenuhi Masjidil Haram setiap saat.

Tak terkecuali jemaah haji Indonesia yang saat ini sudah hampir separuhnya dari 231 ribu jemaah sudah berada di Makkah.

Baca: Mobil Arab Pakai Stir Kiri, Jemaah Haji Diminta Hati-hati Saat Menyebrang Jalan, Sudah Ada Korban

Baca: Sales Kartu Seluler Perdana Arab Saudi Mulai Ganggu Kenyamanan Jemaah Haji Indonesia di Bandara

Suasana kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua di Makkah, sebanyak 455 orang jemaah haji embarkasi Ujung Pandang (UPG) tiba di hotel di daerah syisah, Kota Makkah, Sabtu (20/7/19). Kredit ((Tribunnews/Bahauddin/MCH2019))

Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Maskat Ali Jasmun mengingatkan jemaah haji Indonesia bahwa tidak semua orang yang ada di Masjidil Haram memiliki niat yang baik.

“Kita semua tahu orang di Makkah tidak semua punya niat yang sama, selalu ada niat-niat lain, tidak semua orang niat haji. Ada sedikit yang punya niat mencari rizky dengan tidak baik, oleh karena itu, banyak hal yang mereka lakukan. mulai penipuan, mengaku petugas, kemudian mencopet di tempat berdesak-desakan, dan cara-cara lain yang biasa mereka lakukan,” katanya.

Namun demikin, menurut Maskat ada juga permasalahan yang muncul karena kelalaian jemaah haji sendiri, misalnya ada jemaah yang hilang uang, itu tidak selalu seperti itu, bisa jadi karena kelalaian jemaah sendiri.

Baca: Jemaah Lansia Diminta Tak Paksakan Diri ke Masjidil Haram Saat Terik, Salat di Hotel Pahalanya Sama

Jemaah haji Indonesia membludak di terminal Syib Amir, Makkah, Selasa (23/7/2019) malam. Banyak jemaah haji Indonesia menunggu antrian bus untuk kembali ke hotel usai melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. (Tribunnews/Muhammad Husain Sanusi/MCH2019)

“Jangankan memikirkan barangnya, tapi memikirkan dirinya saja sudah susah, mungkin lupa, dikiranya hilang diambil orang padahal lupa. Barusan kami dapat kiriman dari Madinah uang-uang yang tercecer, dan kami serahkan ke jemaah yang sudah di Makkah,” katanya.

Sistem Pengamanan Diintensifkan
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Maskat Ali Jasmun menjelaskan tentang sistem pengamanan jemaah haji yang saat ini kian diintensifkan.

“Pembagian petugas pengamanan antara siang dan malam di Haram sama saja, justru malam lebih tinggi intensitasnya terkait jamaah yang melakukan malam ibadah umrahnya, mereka pilih malam karena ketika selesai ademlah ya. Enggak seperti siang hari, dan ini berat, jemaah melawan cuaca saja sudah berat apalagi saat siangnya,” kata Maskat, Rabu (24/7/2019).
Pihaknya telah menempatkan petugas di pos-pos stasioner untuk bersiaga membantu jemaah yang memerlukan bantuan di sekitar Masjidil Haram.

Namun lantaran jumlah jemaah yang banyak dan petugas yang kerap kali mobile maka ia tetap menyarankan agar jemaah selalu menjaga keamanan dirinya sendiri.

Maskat juga menyarankan agar jamaah selepas menunaikan ibadah salat isya misalnya tidak langsung bergegas untuk pulang ke pemondokan karena hal itu akan membuat penumpukan dan antrean yang parah di terminal bus shalawat.

“Karena bubarnya bareng pasti menimbulkan kepadatan di terminal-terminal maka sarannya setelah salat jangan buru-buru pulang, satu jam dulu di dalam masjid baru setelah itu pulang,” katanya.

Masjidil Haram pada Selasa (16/7/2019) mulai dipadati jemaah haji dari berbagai negara. Pelaksanaan puncak haji 9 Dzulhijjah Wukuf di Arafah tahun ini jatuh pada 10 Agustus 2019. (Tribunnews/Muhammad Husain Sanusi/MCH2019)

Umrah Malam Hari
Selain itu, Jemaah yang baru saja sampai di Kota Mekkah disarankan untuk menunaikan ibadah umrah wajibnya di malam hari untuk mempertimbangkan faktor cuaca dan kepadatan di Masjidil Haram saat ini.

“Maka pemerintah memberikan imbauan kepada jamaah dari Indonesia yang baru sampai ke Mekkah baik dari Jeddah maupun dari Madinah sebelumnya ketika melaksanakan umrah, dilaksanakan malam hari karena siang sangat panas,” kata Maskat.

Mekkah di siang hari saat ini rata-rata suhunya mencapai di atas 40 derajat bahkan sempat mencapai 50 derajat sehingga sangat mengagetkan bagi masyarakat yang terbiasa hidup di udara tropis.

Untuk itulah, Maskat mengimbau jamaah untuk memanfaatkan waktu beribadah di malam hari saat akan berangkat ke Masjidil Haram.

“Kalau posisinya malam hari, misalnya masuk setelah salat isya, kemungkinan di ruang pelaksanaan tawaf itu utuh, berbeda kalau masuk ke haram dalam waktu salat rawatib, mungkin akan terpecah karena ada adzan, kalau ada adzan, berarti ada pengelompokan jamaah laki-laki dan perempuan di tempat yang sudah ditentukan dan berbeda,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini