Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Panitia Pelaksana Haji Indonesia (PPHI) sejatinya telah menyediakan layanan katering bagi jemaah haji Indonesia dengan standar yang mumpuni.
Tapi harus diakui layanan menu katering adalah soal selera masing-masing orang yang berbeda-beda.
Sulit untuk mengukur tingkat kepuasan yang berkaitan dengan makanan.
Situasi ini membuat jemaah haji kadang memaksakan diri masih masak sendiri di hotel tempat mereka menginap.
Hal ini diakui oleh Kepala Daker Makkah, Subhan Cholid.
Baca: Jokowi Beli Sapi Kurban Jenis Simmental Berbobot Hampir 1 Ton, Harganya Rp 65 Juta
"Pada tahun-tahun sebelumnya jemaah sudah diberikan konsumsi, namun belum mengcover ke seluruh waktu masih ada hari-hari yang tidak bisa disajikan konsumsi karena kondisi di lapangan, dan dalam sehari itu diberi konsumsi dua kali," kata Subhan Cholid.
Hampir dipastikan memang tidak ada konsumsi makan nasi atau makan berat di pagi hari, hal ini sesuai dengan kebiasaan orang Arab Saudi yang tak mengenal istilah sarapan dengan makanan berat di pagi sebagaimana orang Indonesia.
"Nah, jemaah kan memerlukan tambahan konsumsi di pagi hari dan di hari-hari yang tak dapat konsumsi. Biasanya jemaah masak sendiri, karena tak semua tempat ada masakan Indonesia, karena lebih nyamannya jamaah masak," tambah Subhan.
Untuk itu Subhan mengimbau kepada jemaah yang masak sendiri di hotel agar hati-hati menjaga keamanan agar tak ada lagi kasus kebakaran di hotel seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Baca: Pesan Terakhir Bripka RE kepada Kerabat Sebelum Tewas Ditembak oleh Rekannya Sesama Polisi
"Kami imbau soal itu, biasanya ada hotel yang menyediakan mini dapur dengan peralatan elektrik, ada juga yang tidak. Untuk masak mandiri itu biasanya jemaah membawa peralatan baik rice cooker, pemanas air, dan kompor kecil," kata dia.
"Mohon agar jemaah berhati-hati terutama ketika memasak di area hotel agar betul-betul diawasi dan harus sampai selesai, maksudnya kalau masak air atau nasi ditungguin sampai mateng baru dicabut," ujar Subhan.