Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Jeddah
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Dua tahun terakhir, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membentuk tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH).
Tim ini bertugas memberikan layanan kesehatan berupa pertolongan pra medik kepada jemaah pada kesempatan pertama menemukannya.
P3JH bersifat mobile atau selalu bergerak. Tim ini mengisi ruang-ruang kosong di sektor khusus dan di luar pos-pos layanan kesehatan maupun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Tahun ini, P3JH beranggotakan 30 orang.
"Keberadaan P3JH terbukti efektif membantu jemaah haji, baik saat di Masjidil Haram maupun puncak haji, Arafah-Muzdalifah-Mina atau Armuzna," terang anggota delegasi Amirul Hajj perwakilan Kementerian Roberth Johan Pattiselanno saat Exit Meeting dan Evaluasi Awal Penyelenggaraan Haji 1440H di Jeddah, Sabtu (17/8/2019).
Baca: Penyerang Polisi Terpengaruh Ajaran Ekstrim di Medsos, Korban Kondisinya Sangat Lemah
Baca: Jelang Arema FC vs Barito Putera Liga 1 2019, Singo Edan Waspadai Motivasi Tim Tamu
Baca: Operasi Pembebasan Sandera KM Mina Sejati di Ambon, Personel TNI Terus Lakukan Negosiasi
Baca: Jadwal Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 Hari Ini, Live TVRI Mulai Pukul 13.30 WIB
"Pada penyelenggaraan haji berikutnya, jumlah petugas P3JH saya kira mesti ditambah," lanjut Robert yang banyak turun ke lapangan saat bertugas sebagai delegasi Amirul Hajj 1440H.
Hal senada disampaikan Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi. Menurutnya, mulai aktif pada penyelenggaraan haji 2018, P3JH semakin menemukan pola kerja yang efektif.
Tidak sembarang orang tergabung dalam tim ini. Isinya, hanya dokter dan tenaga kesehatan berpengalaman lapangan yang direkrut dari klinik Kementerian Agama, Fakultas Kedokteran UIN, Rumah Sakit Haji, dan Rumah Sakit TNI/Polri.
"Saya berharap ke depan, Kemenkes akan lebih fokus untuk mengoptimalkan layanan di KKHI dan Sektor, serta penyediaan ambulan. Sementara, titik-titik kosong di lapangan akan diisi oleh P3JH untuk memberikan pertolongan pertama," ujarnya.
"Karenanya, ke depan kita akan memperkuat koordinasi dengan Kemenkes. Kita akan cari pola terbaik dalam fasilitasi kesehatan bagi jemaah, pada titik-titik krusial, terutama pada fase puncak haji," tandasnya.
Seperti tahun sebelumnya, saat fase Armuzna, P3JH melebur ke dalam tim MCR (Mobile Crisis & Rescue) bersama petugas perlindungan jemaah (linjam), media center haji (MCH), Tim Gerak Cepat (TGC), dan petugas Bimbingan Ibadah. MCR ditempatkan di sejumlah titik strategis Mina - Jamarat untuk memberikan pertolongan pra medik kepada jemaah sehingga mereka bisa menuntaskan rangkaian ibadah wajibnya.