Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Ternyata masih banyak jemaah haji Indonesia yang memaksakan diri membawa barang berlebih meski telah diperingatkan berkali-kali agar tak berlebihan membawa barang saat kembali ke Tanah Air.
Pemeriksaan barang-barang bawaan Indonesia dilakukan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) maupun dari maskapai penerbangan terutama di bandara saat jemaah haji akan menaiki pesawat.
Jemaah haji yang membawa barang berlebih alias over bagasi harus rela meninggalkan barang bawaannya di bandara bila dinilai terlalu berlebihan untuk dibawa masuk ke dalam kabin pesawat.
Baca: Menteri Luhut Kunjungi Solo Tinjau 2 Lokasi Pembangunan Masjid Hadiah dari Pangeran Abu Dhabi UEA
Baca: Menilik Kesederhanaan Makam Abdullah Ibn Abbas di Balik Tembok Tinggi
Baca: Pasangan Jemaah Haji Kakek Nenek Romantis Tiba di Makassar Dengan Selamat
Kepala Sektor 1 Bandara Jeddah-Madinah Koen Ismoyo mengatakan, jika selama ini kebanyakan barang bawaan jemaah haji yang harus ditinggal adalah makanan dan minuman.
Seperti kurma dan air zam-zam.
"Setelah kita sweeping barang bawaan jamaah itu hampir rata-rata yang tertinggal itu tidak ada barang-barang yang berharga, hanya lebih banyak buah-buahan, roti atau segala lainya," jelas dia di Jeddah, Kamis (29/8/2019).
Dia menuturkan barang bawaan jemaah ini kemudian dikumpulkan.
Selanjutnya jika masih layak akan diberikan kepada petugas kebersihan, porter yang kerap disebut ummal saat di bandara.
Pemberian ini demi menghindari kemubaziran.
Barang bawaan jemaah tersebut pun bisa dimanfaatkan mereka yang memang membutuhkan.
"Karena makanan, kita hibahkan lagi kepada mereka yang memerlukan itu. Dan barang bawaan jamaah relatif sampai saat ini yang ada di bandara Jeddah itu tidak ada barang berharga, hanya semuanya berbentuk makanan saja," katanya.