TRIBUNJAKARTA.COM - Sebelum berangkat ke masjid atau lapangan untuk menunaikan salat Idul Adha, satu amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan adalah mandi.
Mandi bisa dilakukan mulai pertengahan malam hingga sebelum waktu subuh.
Namun, yang lebih utama adalah dilakukan setelah waktu subuh.
Hakikat mandi adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar.
Dalam tata cara pelaksanaannya antara mandi wajib dan mandi sunnah sama saja, yakni dimulai dengan berniat dan membasuhi seluruh badan menggunakan air.
Perbedaan mandi wajib dan mandi sunnah terletak pada hadats besar yang dilakukan.
Ketika memiliki hadats besar, maka wajib hukumnya untuk melakukan keramas.
Ada beberapa jenis mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW, beberapa diantaranya yaitu mandi sebelum sholat jum'at, mandi setelah memandikan mayit, mandi sebelum hari raya idul fitri dan/atau hari raya idul adha dan masih banyak lagi.
Dari ‘Ali bin Abi Thalib, “Seseorang pernah bertanya pada ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.”
Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arofah, hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al Baihaqi 3/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al Irwa’ 1/177).
Dari hadits di atas sudah sangat jelas, bahwa mandi sebelum melaksanakan sholat hari raya adalah sunnah atau dianjurkan oleh Rasulullah, baik itu hari raya idul fitri maupun hari raya idul adha.
• Aqiqah dan Kurban, Mana yang Harus Didahulukan? Simak Penjelasan Buya Yahya
Berikut adalah bacaan niat secara lengkap dalam bahasa arab, tulisan latin dan terjemahannya.
Niat Mandi Sunah Hari Raya Idul Adha
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ اْلاَضْحَى سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى