TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 28 anggota Tim Advance dari Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) terpapar Omicron sepulang dari Arab Saudi.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengaku prihatin atas kabar tersebut, dan meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) untuk memberikan penjelasan terbuka kepada publik perihal persoalan tersebut agar tidak menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat.
“Saya minta Kemenag untuk memberikan penjelasan terbuka, mengapa ada sebanyak itu bisa terpapar Omicron biar masyarakat tidak was-was untuk umrah,” kata Gus Muhaimin dalam keterangannya, Kamis (20/1/2022).
Baca juga: Diikuti 9.144 Eks Honorer, Kemenag Segera Umumkan Hasil Seleksi PPPK
Baca juga: Omicron Sudah Masuk Kota Tangerang, Kasus Covid-19 Naik, Regulasi PTM 100 Persen Bakal Diatur Ulang
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra ini juga mendorong Kementerian Agama untuk menjadikan kasus positif Omicron pada Tim Advance sebagai bahan evaluasi dalam pemberangkatan jamaah umrah asal Indonesia selanjutnya.
“Saya kira kasus ini warning buat kita semua. Saya ingatkan petugas pendamping jamaah umrah agar lebih ekstra hati-hati terhadap diri sendiri dan dalam mengawasi jamaah selama pelaksanaan ibadah umrah,” tutur Gus Muhaimin.
Gus Muhaimin menambahkan, proaktif pemerintah dalam mengingatkan pentingnya sosialisasi protokol kesehatan bagi seluruh jemaah umrah termasuk para pendamping.
"Karena kalau ada jemaah abai satu saja, maka sangat bisa merugikan yang lain,” ujar Gus Muhaimin.
Baca juga: Omicron Meningkat, Umrah Tak Dilarang, Jemaah yang Dapat Visa Bisa Berangkat, Ini Kata Menag
Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah, 43 Sekolah Ditutup, Satpol PP Ikut Siaga Kawal Prokes PTM
Baca juga: Setelah Klaster Krukut, Ada Klaster Kelurahan Gondangdia: 33 Petugas Termasuk Lurah Positif Covid-19
Selain itu, Gus Muhaimin meminta Kemenag untuk mengoptimalkan skema one gate policy (OGP) atau kebijakan satu pintu dalam pelaksanaan pemberangkatan jemaah umrah hingga pelaksanaan ibadah umrah benar-benar dipastikan aman dan dapat kembali dilaksanakan melalui skema normal.
“Satu pintu saja, one gate policy saya kira harus diterapkan sepanjang pelaksanaan umrah. Kalau banyak pintu celah untuk pengawasan jadi lebib sulit dan sangat merugikan jemaah kalau terjadi apa-apa,” tukasnya.
Rombongan Tim Advance itu sebelumnya melakukan penjajakan sekaligus pemetaan ibadah umrah pada 23 dan 30 Desember 2021 sebelum Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi memberangkatkan jamaah umrah asal Indonesia pada 8 Januari 2022 lalu.