Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suhu panas menyelimuti ibadah haji tahun ini. Kelembaban yang rendah di Arab Saudi, dapat menimbulkan berbagai permasalahan kulit jemaah haji, selain dehidrasi.
Dokter spesialis dermatologi dan venereologi KKHI Makkah, dr Milany Harirahmawati mengatakan, penyakit kulit yang sering terjadi pada jemaah haji di antaranya xerosis kutis, dermatitis atopik, dan selulitis.
Penyakit kulit ini, dapat dicegah dengan senantiasa menjaga kesehatan kulit antara lain dengan menjaga kelembabannya.
Dr Milany menjelaskan, orang yang mengidap xerosis kutis memiliki ciri-ciri kulit teraba kasar, kering, terlihat bersisik dan pecah-pecah.
Baca juga: 240 Jemaah Haji Indonesia akan Jalani Safari Wukuf atau Berwukuf di Dalam Ambulans/Kendaraan
Jika jemaah mengalami gejala ini maka segera perhatikan kembali asupan cairan, mengoleskan pelembab dan selalu menggunakan alat pelindung diri dari paparan sinar matahari langsung.
"Jemaah disarankan senantiasa memperhatikan tiga hal ini untuk menjaga kesehatan kulitnya selama di Tanah Suci," kata dr Mel dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (2/7/2022).
Sementara itu dermatitis atopik adalah kelainan kulit yang didasari oleh adanya riwayat atopi atau alergi.
Jika jemaah mengalami kasus seperti ini maka yang harus dilakukan adalah, selain menggunakan pelembab, diberikan juga zat yang bersifat anti inflamasi.
"Anti inflamasi ini untuk mengurangi rasa gatal akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh yang mengalami alergi," kata dia.
Dokter Mel menyarankan jemaah haji untuk tidak membiarkan kulitnya kering, karena jika terjadi luka maka bisa timbul selulitis.
Selulitis merupakan peradangan jaring sub kutis akibat infeksi bakteri.
Terlebih pada penderita diabetes, yang lebih rentan mengalami selulitis terutama bagi yang memiliki komplikasi diabetic foot.
"Untuk itu jemaah haji terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadi penyakit kulit seperti penderita diabetes dan gangguan imunitas lainnya, harus lebih peduli dengan kesehatan kulitnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati," katanya.