TRIBUNNEWS.COM, CAIRO - Sekitar 1,8 juta Muslim dari seluruh dunia berhasil mencapai Bukit Arafah di Arab Saudi pada Selasa kemarim untuk menandai hari terpenting dalam ibadah Haji.
Namun karena kenaikan harga global, ibadah Haji menjadi semakin tidak terjangkau.
"Jumlah pemesanan turun secara signifikan tahun ini. Ini terlalu mahal bagi banyak orang," kata seorang karyawan di operator tur swasta Mesir yang bertanggung jawab mengatur perjalanan Haji.
Ia pun enggan menyebutkan namanya karena takut terhadap reaksi yang muncul setelah mengkritik situasi ekonomi negaranya.
Dikutip dari laman BBC, Kamis (29/6/2023), Mesir, negara terpadat di timur tengah, ziarah termurah yang disponsori pemerintah saat ini seharga sekitar 6.000 dolar Amerika Serikat (AS), angka ini dua kali lipat dari tahun lalu.
Kenaikan harga dipicu devaluasi tajam pound Mesir yang telah kehilangan lebih dari 50 persen nilainya terhadap dolar AS sejak Maret 2022.
Akibatnya, biaya hidup juga meroket, dengan inflasi inti tahunan mencapai 40 persen pada Mei lalu.
Sekitar 30 persen populasi hidup di bawah garis kemiskinan pemerintah sebelum pandemi virus corona (Covid-19) dan Bank Dunia mengatakan bahwa angka tersebut kemungkinan akan meningkat sejak saat itu.
Sumber: https://www.bbc.com/news/world-middle-east-66040873