News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

3 Hari Tasyrik di Armuzna, Jumlah Jemaah Haji Wafat 50 Orang

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah muslim berkumpul di sekitar masjid Namirah dekat Gunung Arafat, juga dikenal sebagai Jabal al-Rahma atau Gunung Rahmat, selama puncak ibadah haji pada 27 Juni 2023. Ritual tersebut merupakan puncak dari ibadah haji tahunan, salah satunya lima rukun Islam, yang menurut para pejabat bisa menjadi rekor terbesar setelah tiga tahun pembatasan Covid. (Photo by Sajjad HUSSAIN / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, MINA- Jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat saat menunaikan prosesi puncak ibadah haji selama tiga hari Tasyrik di Mina (11,12 dan 13 Dzulhijjah 1444 H) terus bertambah.

Hingga 13 Zulhijjah atau Sabtu, 1 Juli 2023 total jemaah haji yang meninggal dunia mencapai 50 orang.

Baca juga: Puncak Ibadah Haji 2023 Berakhir, 70 Ribu Jemaah Indonesia Tinggalkan Mina

Data Siskohat, pukul 07.00 WAS, menyebut Total jamaah wafat hingga hari ke-39 misi haji Indonesia di Arab Saudi mencapai 249 orang.

"Jadi totalnya sampai dengan hari ini pada periode Mina itu ada 50 orang yang meninggal dunia," ujar Kasie Kesehatan Satgas Mina dr. Thafsin Alfarizi, Sabtu (13/6/2023).

Rinciannya, di maktab atau di tenda sebanyak 27 orang. Kemudian di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di sekitar Mina sebanyak 17 orang. Selain itu, di Pos Kesehatan (Poskes) Mina sebanyak 4 orang, dan 2 orang meninggal di perjalanan.

Menurut Thafsin, mayoritas jemaah yang wafat merupakan jemaah lanjut usia (lansia). Adapun penyebab utamanya karena penyakit jantung atau stop kardiogenik, gangguan saluran pernapasan, dan heat stroke. "Jemaah terbesar yang wafat itu adalah penyakit jantung. Ini merupakan penyakit yang menyebabkan jemaah haji kita meninggal selama periode di Mina," katanya.

Baca juga: Selama Puncak Haji di Armuzna, Jemaah Akan Santap Mangut Lele hingga Bubur Kacang Hijau

Menurut Thafsin, agar kasus seperti ini tidak terulang kembali di tahun-tahun yang akan datang, jemaah haji yang tidak memungkinkan secara fisik sebaiknya dibadalkan saja. "Lebih baik jemaah istirahat sehingga tidak memperberat kondisi penyakitnya," kata Thafsin.

Tim Mobile Crisis Satuan Haji menggelar simulasi operasi Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) langsung dari tiga lokasi pelaksanaan puncak haji pada Minggu (14/7/2019). Di bawah terik matahari suhu 41 derajat celcius Satops Armuzna dipimpin Kepala Satops Armuzna, Jaetul Muchlis. (Tribunnews/Bahauddin/MCH2019)

Sementara itu, menjelang penutupan Pos Kesehatan (Plskes) Mina menyusul berakhirnya rangkaian ibadah haji melontar jumrah, sambung Thafsin, pihaknya berencana memindahkan pasien yang dirawat ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah.

"Jemaah-jemaah yang sudah stabil dan kondisinya sudah agak membaik kita akan evakuasi ke Klinik Kesehatan Haji kita di Makkah. Atau kita kembalikan ke kloternya yang saat ini sudah di Makkah," ujarnya.

Thafsin menyebut, saat ini jumlah jemaah haji Indonesia yang dirawat di Poskes Mina sebanyak 21 pasien. Sedangkan di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) 56 sehingga totalnya 77 jemaah haji yang masih dirawat.

"Besok sore kita mulai bergerak ke Makkah. Untuk mengevakuasi para pasien pihaknya akan memanfaatkan fasilitas ambulans yang dimiliki Poskes Mina, KKHI Makkah dan sebagainya. Ada sekitar 20 ambulans," ujarnya.

Thafsin menyebut, secara keseluruhan sejak didirikan Poskes Mina jumlah pelayanan yang teregistrasi hampir mencapai 500 orang. Sedangkan angka kunjungan pasien baik yang diobservasi maupun yang dirujuk ke RSAS di wilayah Mina mencapai 350 orang.

"Puncak pasien itu setelah 10 Zulhijjah, jemaah bergerak dari Muzdalifah mau masuk bergeser ke Mina, kurang lebih tengah malam, banyak sekali setelah itu ya, mulai dari situ ya," ujarnya. (zil)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini