News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Tahun Lalu Banyak Jemaah Haji Lansia Tersesat, Menag Minta Ada Alat Khusus Pendeteksi Lokasi

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas haji saat melayani jemaah haji Indonesia. Menag meminta jika memungkinkan ada alat pendeteksi lokasi lansia karea mengingat pada musim haji tahun lalu, banyak jemaah haji lansia tersesat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semangat Haji Ramah Lansia masih diusung tim pelayanan haji Kementerian Agama (Kemenag).

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bahkan meminta pelayanan pada jemaah haji lansia diprioritaskan.

Baca juga: Kemenag Minta Maskapai Penerbangan Beri Prioritas Jemaah Haji Lansia

Hal ini disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat membuka Rapat Kerja Nasional Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) 2024.

Pria yang akrab disapa Gus Men ini menegaskan bahwa tahun ini masih mengusung semangat Haji Ramah Lansia.

Menurutnya, ini menjadi salah satu legacy Presiden Jokowi di masa akhir kepemimpinannya.

Baca juga: Ada Bubur Ayam, Biskuit Lunak, dan Fasilitas Kursi Roda yang Sambut Jemaah Haji Lansia di Madinah

Gus Men minta agar pelayanan jemaah dipersiapkan secara detil, termasuk jemaah lansia.

“Harus ada program khusus untuk lansia, mulai di tanah air, di tanah suci hingga kembali ke tanah air. Buatkan program khusus. Ini penting, harus dijadikan prioritas, tanpa mengurangi pelayanan kepada jemaah lain,” jelasnya di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Gus Men mengatakan jika pengalaman 2023 lalu harus jadi pertimbangan.

Mulai soal makanan hingga kesehatan para kakek, nenek yang jadi jemaah haji.

Seorang petugas kesehatan mendorong seorang haji lanjut usia berkursi roda karena kelelahan menjalani perjalanan panjang dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Indonesia, Senin (19/9/2016) malam. TRIBUN TIMUR/FAHRIZAL SYAM (Tribun Timur/Fahrizal Syam)

“Berkaca dari pelaksanaan 2023, makanan harus diperhatikan. Terus kemudian mungkin sejak di asrama sudah diajak senam,” ujar Menag.

Yaqut juga meminta jika memungkinkan ada alat pendeteksi lokasi lansia karea mengingat pada musim haji tahun lalu, banyak jemaah haji lansia tersesat.

"Bahkan mungkin disiapkan alat yang bisa mendeteksi lokasi lansia. Karena tahun lalu banyak yang tersesat rata-rata lansia," pinta Gus Men.

Gus Men minta Rakernas menjadi media evaluasi untuk meningkatkan pelayanan haji terutama jemaah haji lansia.

“Pelayanan yang akan datang harus jauh lebih baik. Saya tidak mau Rakernas ini tidak menghasilkan apapun untuk pelayanan jemaah akan datang,” ucapnya.

Minta Kuota Haji Terserap Baik

Menag RI Yaqut Cholil Qoumas secara resmi membuka Rakernas Dirjen PHU 2024 yang digelar di Pullman, Jakarta, pada Kamis (14/3/2024). (ISTIMEWA/KEMENAG.GO.ID)

Gus Men juga meminta jajaran Ditjen PHU untuk memperhatikan masalah kuota.

Tahun ini, kuota Indonesia mencapai 241.000, terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan haji. Gus Men minta agar kuota ini bisa diserap dengan baik.

“Ini tidak mudah dalam organisasainya, namun kita tidak boleh menyerah dan pasrah begitu saja. Saya meyakini tim di dirjen PHU saat ini adalah terbaik. Jadi buktikan,” ungkapnya kepada para peserta Rakernas.

Menag Tak Ingin Ada Kelalaian dan Perilaku Korup Pada Petugas Haji

Petugas Haji Rachmat Hidayat mendorong kursi roda seorang jemaah haji lansia. (Tribunnews.com/Rachmat Hidayat)

Gus Men juga tak ingin mendengar ada kelalaian dalam layanan jemaah, apalagi mendengar adanya perilaku koruptif.

Karena itu, Menag meminta Inspektorat Jenderal Kemenag terlibat langsung dalam mengawasi pelaksanan haji 2024.

Kemenag juga telah menyewa pengacara untuk memastikan semua kontrak yang berkaitan dengan haji ini berjalan baik tanpa ada kesalahan.

“Saya minta keterlibatan pengacara sudah dari awal. Kemudian, Pak Irjen jangan dipersulit dalam tugasnya. Ini semata-mata menjaga agar layanan berjalan baik, prilaku koruptif dalam haji ini tidak terjadi. Kita ingin tak ada mafia dalam pelaksanaan haji. Pak Dirjen haji harus lebih proaktif menghadapi ini,” tegas Menag.

Umrah Backpacker Disorot

Tak hanya soal haji, Gus Men juga menyoroti soal umrah backpacker.

Ia berharap ada regulasi yang mengatur hal tersebut. Regulasi tersebut, nantinya diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan Jemaah umrah.

“Saya minta regulasi dibuat proper dan baik. Orientasinya, bagaimaana setiap warganegara yang umroh terjamin kesehatan, keselamatan, dan kenyamannya,” ungkapnya.

Hal tersebut, menurutnya, perlu dikoordinasikan bersama seluruh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK), serta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).

“Buat sistem yang baik, bagaimana sistem ini terintegrasi dengan PPIU, PIHK, dan KBIHU dalam memberikan layanan kepada jemaah, terutama yang akan umrah,” pintanya.

Menag mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang terlibat, terutama Komisi VIII DPR RI, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kemenkumham, Pemda, TNI & Polri.

“Karena ini ibadah yang melibatkan banyak orang. Saya berharap dukungan ini mampu menjadikan ibadah haji 2024 yang lebih terorganisir kedepannya,” tukasnya.

Menag pun meminta para petugas, khususnya di Ditjen PHU tetap solid dan terus bekerja sama dalam upaya terus meningkatkan pelayanan kepada jemaah.

“Saya yakin apa yang bapak ibu lakukan akan dicatat sebagai amal soleh. Semoga Allah SWT meridai. selamat melaksanakan Rakernas,” tutupnya.

Jemaah Haji Indonesia Tahun Ini Tak Ada Lagi di Mina Jadid, Lokasinya Dekat dengan Jamarat

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, tahun ini tidak ada jemaah haji Indonesia yang ditempatkan di Mina Jadid.

Sebanyak sembilan maktab jemaah haji Indonesia yang semula berada di Mina Jadid, akan dipindahkan ke wilayah Muaishim.

Maktab adalah kantor yang diberi kewenangan Pemerintah Arab Saudi untuk mengurus penyiapan layanan jemaah haji, termasuk asal Indonesia.

Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

“Ini upaya pemerintah, agar jemaah haji Indonesia tidak terlalu jauh dengan Jamarat. Semoga ini bisa menambah kenyamanan jemaah dalam beribadah,” kata Menag Yaqut dikutip dari laman resmi Kemenag.

Jamarat sendiri adalah lokasi jemaah haji melakukan lontar jumrah. Dalam rapat tersebut.

Selama ini sebagian jemaah haji, termasuk dari Indonesia, menempati kawasan yang disebut sebagai Mina Jadid, saat menjalani prosesi mabit atau menginap.

Sebagian jemaah ada yang menilai kalau Mina Jadid bukan menjadi bagian dari Mina, sementara sebagian lain berbeda.

(Tribunnews.com/Anita/Kemenag.go,id)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini