"Aja’na ta ellih. Langsungni tudang. Labbaekallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka laa syarika lak… Aja’ tabatibati yeroh pabbalu kartue. Tania petugas …..”
Sesekali Ustad Amran Beddu Borahima tersenyum dan memegang pundak pria berompi ungu langsung saling tempel telapak tangan. Cesss!
Baca juga: Sudah 2 Jemaah Calon Haji Asal Embarkasi Makassar Meninggal, Nurasiah Ladalle & Lissa Yoskar Karel
Pria berompi ungu juga kadang berusaha ikut meneriakkan teriakan berbahasa Bugis Ustad Amran Beddu Borahima.
Ustad Amran Beddu Borahima mengajak petugas haji lainnya yang fasih Bahasa Bugis untuk meneriakkan hal serupa.
Seorang pelaksana MCH 2024 menunggu jemaah di depan pintu masuk paviliun B4 dan membisikkan kepada semua jemaah yang lewat “Aja’na ta ellih kartunna yero pabbalu kartueh.”
Lama-lama para pria berompi ungu heran. Semua jemaah menolak diambil passportnya dan mengucapkan “laaa” pada kartu perdana yang mereka sodorkan.
"Saya ajak teman-teman pakai Bahasa Bugis. Karena kalau pakai bahasa Indonesia, mereka sudah ada yang tahu artinya," jelas Ustad Amran Beddu Borahima.
Jemaah haji Indonesia Kloter 22 UPG itu memang rerata berbahasa Bugis. Mereka dari Wajo, Pangkep, Makassar, dan Sulbar.(*)