TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Tahun ini Kementerian Arab Saudi memberlakukan aturan ketat saat pelaksanaan operasional puncak Ibadah Haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Bahwa tahun ini seluruh jemaah akan melaksanakan puncak ibadah haji di jemaah haji yang legal. Smart Card jadi kunci masuk Arafah," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Selasa (11/6/2024).
Baca juga: Arab Saudi Larang Jemaah yang Tak Bawa Smart Card Masuk Armuzna
Perlu diketahui Smart Card ini adalah kartu elektronik yang dikeluarkan secara resmi oleh Kerajaan Arab Saudi untuk memudahkan jemaah dalam mengakses puncak haji haji di Tanah Suci.
Dalam keterangannya kepada Tim Media Center (MCH) 2024 termasuk Tribunnews.com, Subhan mengatakan jika pada Senin (10/6/2024) malam, pihaknya menyaksikan simulasi keberangkatan haji dari Makkah ke Arafah memakai smart card.
Simulasi yang digelar Kementerian haji bersama Masyariq (pihak ketiga yang membantu pelaksanaan operasional haji) ini dalam rangka penerapan kebijakan Arab Saudi terkait ibadah haji, bahwa tahun ini seluruh jemaah akan melaksanakan ibadah haji di aemuzna jemaah haji yang legal.
Simulasi digelar ini disaksikan markaz dan maktab ini menunjukkan hasil jika skema keberangkatan jemaah dari Makkah ke Arafah berjalan tepat waktu.
Pantauan Tribunnews.com di lokasi simulasi di sektor 6 kawasan Jarwal Makkah, simulasi melibatkan puluhan jemaah dan petugas haji untuk memeragakan bagaimana keberangkaytan nanti ke Arafah.
Baca juga: PPIH Kembali Ingatkan Jemaah Haji, Smart Card Jangan Sampai Hilang
Terlihat pihak Masyariq dan Maktab menempatkan petugas untuk memindai (scan) kartu pintar (smart card) jemaah dalam 3 perjalanan.
Hasil simulasinya, pemindaian smart card ini ada 40 orang jemaah terpindai dalam waktu 5 menit.
Kemudian perjalanan kedua selama 3,4 menit untuk 26 orang jemaah.
Dan terakhir 30 orang jemaah selesai dipindai kartunya dalam waktu 5,2 menit.
Subhan yakin jiak sesuai skema maka keberangkatana jemaah ke Arafah akan tepat waktu.
"Jika skema ini berjalan lancar maka Cukup cepat jika lancar jemaah bisa berangkat tepat waktu," katanya .
Pemindaian Kartu untuk Jemaah Haji Lansia dan Risti
Usai melakukan simulasi, Subhan dan pihak Masyariq menggelar pembicaraan dan menarik kesimpulan ada penegasan di beberapa titik.
Pertama, skema pemindaian smart card seperti simulasi ini berlaku untuk jemaah sehat yang secara fisik bisa cepat masuk bus dan antrean.
Baca juga: Smart Card Penting Dibawa Saat Masuk Arafah, Bagaimana Menjaganya Agar Tak Hilang?
Kemudian kartu nusuk atau smart card nya dalam kondisi normal dan terbaca.
Hal ini tak berlaku pada jemaah risti, lansia dan pengguna kursi roda.
Pemberlakuan scan smart card nya berbeda.
Rencana waktu pemindaian smart card untuk jemaah ini akan memakan waktu 2 kali lipat dari jemaah sehat.
12 Persen Jemaah Belum Dapat Smart Card,Bagaimana Nasibnya di Arafah?
Lantas, bagaimana nasib jemaah haji jika tak punya smart card?
Belum adanya smart card ini menurut Subhan diklasifikasi dalam 3 jenis.
Pertama jika smart card belum terbit. Kemudian kartu hilang dan kartu tak terbaca.
Hingga Selasa (11/6/2024) siang, data di PPIH menunjukan masih 12 persen dari total jemaah reguler yaitu skeitar 25 ribu lebih jemaah belum mengantongi smart card, ada juga yang hilang dan kartu rusak.
"Ada 12 persen jemaah yang belum ada smart card, kombinasi yang belum terbit, rusak dan kartu hilang, Itu sampai siang ini ya, semoga jumlah yang tak memiliki kartu semakin mengecil," kata Subhan.
Lantas, bagaimana nasib mereka yang belum mengantongi smart card karena 3 alasan itru?
Menurut Subhan, maka antisipasi hal ini ada jika belum punya sehari jelang wukuf, setiap maktab wajib mitigasi dan Arab Saudi janji akan menerbitkannya pada h-1 masukArafah.
Jika kartu hilang apabila cukup waktu maka diganti.
Jika hilang saat keberangkatan karena potensi jatuh mengingat jemaah berihram akan repot maka scan/ pemeriksaan jemaah dengan proses manual
Jemaah keluarkan dari antrean diperilsa dokumennya.