TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Kondisi kepadatan di Mina saat puncak haji selalu jadi sorotan.
Jutaan mata publik mengarah ke Mina, tak sedikit video dan foto beredar menggambarkan kepadatan di kawasan Mina yang dinilai 'mengusik' kenyamanan jemaah haji.
Di tenda berdesakan hingga antrean di toilet kerap jadi pemandangan saat musim haji karena padatnya kawasan yang berjarak 5 Kilometer arah Timur Kota Makkah ini.
Tentang padatnya Mina ini tak lantas membuat Kementerian Agam berdiam diri.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan selalu membicarakan isu kepadatan di Mina kepada pihak Arab Saudi.
Dalam setiap kesempatan bertemu Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Tawfiq bin Fauzan Al-Rabiah, Menag Yaqut selalu menyelipkan kondisi Mina dalam bahasannya.
"Kalau setiap ada kesmepatan bertemu Menteri Haji Arab Tawfiq itu saya selalui sampaikan apakah mungkin kepadatan mina ini ada solusinya," kata Menag Yaqut ditemui Media Center Haji termasuk Tribunnews.com pada acara Malam Apresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Makkah, Rabu (19/6/2024) malam.
Baca juga: 3 Indikator Suksesnya Pelaksanaan Ibadah Haji 2024 Diungkap Menag, Dinamika di Mina akan Dievaluasi
Menteri yang biasa disapa Gus Men ini juga meminta adanya solusi agar bisa menampung jemaah lebih banyak seperti tenda dibuat double deck atau bertingkat, mengingat memperluas Mina tak mungkin.
"Kalau space Mina tetap tapi jemaah terus bertambah, pasti akan terjadi kepadatan itu. Nah, bagaimana solusinya, apakah mungkin dibikin double deck," kata Gus Men.
Dulu, sempat ada solusi menempatkan jemaah di kawasan Mina Jadid.
Namun belakangan opsi Mina Jadid tak lagi dipakai.
Baca juga: Puncak Haji, Jemaaf Nafar Awal Hari Ini Tinggalkan Mina Sebelum Matahari Terbenam
"Sekarang Mina Jadid ini tak dipakai, karena dari hasil rapat dengan DPR beberapa waktu lalu memutuskan jemaah Indonesia tak lagi memakai Mina Jadid. Mabit itu ya di Mina," kata Gus Men lagi.
Gus Men mengatakan kini Mina Jadid kondisinya kosong.
"Memang sekarang ini setahu saya Mina Jadid sudah ada yang menempati," kata Gus Men.
Gus Men berulangkali mengatakan jika kapasitas di Mina tak ditambah sementara jemaah bertambah, cukup sulit memanajemennya.
Kondisi ini menyebabkan jemaah berdesakan.
"Problem ini tak hanya indonesia. Jemaah bedesakan dialami jemaah lain seluruh dunia," kata Yaqut.
Pihaknya yakin soal Mina ini sudah masuk perencanaan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Meski semua ini perlu riset.
"Harapannya ada solusi di Mina dan tentu itu perlu riset," kata Menag.
Menurutnya, kondisi kepadatan Mina selalu disampaikan pada jemaah haji.
Solusi Tenda Mina Ditingkat, Mungkinkah?
Soal kepadatan Mina juga mendapat perhatian Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto.
Ia mengusulkan jika Mina tak bisa diperluas.
Mungkinkah dibangun tenda Mina bertingkat?
"Mungkin usul saya dari dulu soal kepadatan di Mina itu, bisakah itu dibuat bertingkat? Seperti apartemen atau setengah apartemen lah," usul Yandri saat berkunjung ke Dakker Makkah Rabu (19/6/2024),
Usulan ini sebagai solusi agar mengatasi kepadatan.
"Sehingga mereka tidak numpuk di atas tanah biasa atau di atas tenda, di bawah tenda, tapi bisa dinaikkan. Itu mungkin dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan," katanya.
Apalagi, menurut Yandri mungkin nanti akan kuota haji akan bertambah.
"Itu berbahaya kalau tidak dibuat skenario baru di Mina," lanjut dia.
Mina dalam durasi puncak haji adalah jemaah paling lama berdiam.
Jika di Muzdalifah hanya beberapa jam, demikian di Arafah.
Sementara Mina, orang mabit dan lontar jumrah, bisa ada yang dua hari, bisa ada yang tiga hari.
"Puncak haji sesungguhnya itu paling lama kan Mina. Jadi akan lebih baik jika membangun Mina bertingkat," katanya lagi.
Menag Yaqut menanggapi usulan ini. Jika tenda Mina ditingkat maka perlu dipikirkan efek keamanan.
"Ada efek keamanan jika dibuat bertingkat, efek keselamatan jadi pertimbangan utama," kata dia.