News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Perempuan Haid Boleh Tak Tawaf Wada, Cukup Berdoa di Pintu Masjidil Haram, Pamit dari Rumah Allah

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah melakukan tawaf di sekitar Ka'bah, tempat suci umat Islam, di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Saudi, pada 22 Juli 2021.

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jemaah haji Indonesia mulai pulang ke tanah air secara bertahap baik melalui Jeddah maupun Madinah.

Sebelum ke tanha air dan meninggalkan Makkah, jemaah terlebih dahulu melaksanakan Tawaf Wada.

Meski diajurkan, ada pengecualian pelaksanaan tawaf Wada ini, salah satunya pada perempuan yang sedang menghadapi siklus bulanan atau haid.

Konsultan ibadah Daerah Kerja Makkah, Prof. Dr. Hj. Siti Mahmudah, S.Ag, M.Ag mengatakan jemaah haji perempuan/ petugas haji perempuan yang akan meninggalkan kota Mekah masih dalam keadaan haid tidak perlu mrlakukan Tawaf Wada.

Tentang gugurnya tawaf wada ini juga dijelaskan Siti Aisyah, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.

Baca juga: Jemaah Perempuan yang Sedang Haid Tak Wajib Jalankan Tawaf Wada, Ini Penjelasannya

Menurutnya, perempuan yang sedang haid tidak dikenakan keharusan tawaf wada.

Ia kemudian menyebutkan hadis riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas, rukhisha lil marati an tanfira idzaa ahadhat.
Diberi keringanan bagi perempuan untuk nafar atau bertolak (tidak usah berpamitan) apabila sedang haid.

“Karena tawaf harus suci, beda dengan tawaf ifadhah, jika perempuan sudah akan pulang maka ia harus bersuci terlebih dahulu baru kemudian melakukan tawaf ifadhah karena bagian dari rukun haji,” ungkapnya.

Cara berpamitan sebagai tamu Allah pada perempuan hamil Ada cara lain berpamitan dari rumah Allah setelah melakukan serangkaian ibdah haji di Makkah.

Bagaimana caranya?

"Jadi yang sedang haid, tak perlu tawaf Wada, cukup berdiri dan berdoa di hadapan Masjidil Haram untuk pamit pulang dari Rumah Allah sebagai tamu Allah," kata Siti Mahmudah yang juga Kepala Program Doktor (S3) Hukum Keluarga, Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung ini.

Menurutnya, kewajiban Tawaf Wada' gugur dan tidak dikenakan dam, bagi, pertama, jemaah wanita yang sedang haid/nifas, istihadlah, orang yang beser, anak kecil, orang yang fisiknya lemah, orang yang luka darah keluar terus, orang yang tertekan dan orang yang tertinggal rombongan.

Makna Tawaf Wada

Tentang tawaf wada ini dijelaskan Siti Aisyah, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah secara harfiah wada berarti perpisahan.

Dengan demikian, tawaf wada berarti tawaf perpisahan dengan Kabah.

Dalam konteks usai melaksanakan ibadah haji, tawaf wada menandakan selesainya semua ibadah haji dan jemaah sudah akan kembali atau meninggalkan Makkah.

Saat jemaah haji datang ke Makkah, biasanya jemaah melaksanakan tawaf qudum.

“Tawaf qudum itu ibarat salam selamat datang, ketika mau pulang ya pamitan dengan tawaf wada,” ujarnya. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa tawaf wada sifatnya masyru’ atau disyariatkan.

Lebih lanjut, Aisyah, mengingatkan bahwa filosofi haji adalah perjalanan spiritual menuju Allah, “Sudah bertamu ke baitullah, pulangnya ya pamitan,” terangnya.

Cara Tawaf Wada

Cara melakukan tawaf wada sebagaimana melakukan tawaf lainnya, hanya berbeda niatnya saja.

Aisyah mencontohkan, jika tawaf ifadhah diniatkan sebagai tawaf ibadah untuk memenuhi rukun haji, maka tawaf wada diniatkan sebagai tawaf perpisahan.

Mengingat tawaf wada merupakan tawaf perpisahan dengan masjidil haram dan Kabah, maka prinsipnya kalau sudah tawaf wada tidak lagi ke masjidil haram.

“Tapi kalau jemaah ke hotel ya boleh, apalagi jika terdapat kendala bis terlambat menjemput, tapi sebaiknya segera meninggalkan Makkah.”

Saat melaksanakan tawaf wada maka jemaah bisa mengucap syukur karena telah selesai melaksanakan haji dan umrah. Berhaji merupakan kenikmatan yang diberikan Allah karena merupakan panggilan dari Allah dan tidak semua mampu melaksanakannya.

Selanjutnya, jemaah bisa memanjatkan doa agar ibadah haji dan umrah yang dikerjakan bisa diterima Allah swt dan menjadi haji yang mabrur.

Jemaah juga bisa berdoa agar kelak bisa kembali memenuhi panggilan ke baitullah karena memenuhi panggilan Allah adalah sebuha kerinduan yang tak berujung.

Usai melaksanakan tawaf wada, jemaah juga akan kembali ke tanah air, sehingga ia pun bisa berdoa untuk diberi keselamatan dalam perjalanan menuju tanah air.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini