News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Libya

Kemenlu Italia: Sudah 1.000 Warga Libya Tewas Terbunuh

Penulis: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengunjuk rasa memegang karikatur pemimpin Libya, Moammar Kadhafi, di Tokyo, Jepang, Rabu (23/2/2011)

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Libya seperti putus asa mengatasi aksi unjuk rasa. Ini tampak dari banyaknya orang tewas di negara yang dipimpin Moammar Kadhafi. Demikian dilansir Reuters dan dikutip Tribunnews.com, Rabu (23/2/2011).

Menurut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Italia, jumlah orang yang tewas dalam aksi tersebut sudah mencapai 1.000 orang. Sejumlah negara yang memiliki hubungan bisnis dengan negara penghasil minyak terbesar di Afrika itu segera mengevakuasi warga mereka karena takut menjadi sasaran amuk massa pro-Kadhafi.

Satu di antara negara itu adalah Perancis. "Saya akan menghentikan hubungan ekonomi,perdagangan, dan keuangan dengan libya sampai ada pemberitahuan sebelumnya," demikian ujar Presiden Nicolas Sarkozy.

Namun, terlihat dunia internasional terpecah belah mengenai bagaimana menyelesaikan masalah dengan Kadhafi. Qatar, misalnya, melalui perdana menterinya menyatakan mereka tidak akan mengisolasi Libya sementara sejumlah pejabat senior negara itu memberikan dukungan aksi menggulingkan Kadhafi pada pekan lalu.

Seorang pejabat senior Kadhafi yang juga tangan kanan anak kandungnya, Saif, adalah sebuah perubahan yang terjadi di negara itu.

"Saya mundur dari Kadhafi Foundation untuk menunjukkan rasa tidak setuju atas kekerasan yang dilakukan," demikian kata Direktur Eksekutif Kadhafi Foundation, Youssef Sawani. Kadhafi meminta massa pendukungnya melakukan aksi balasan. Namun, pada pagi hari, hanya sekitar 150 orang berkumpul di Lapangan Hijau, Tripoli, sembari mengibarkan bendera dan foto Kadhafi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini