TRIBUNNEWS.COM, - Situasi di perbatasan Libya dengan Tunisia mencapai titik krisis. Puluhan ribu warga negara asing berbondong-bondong mengungsikan diri dari kerusuhan di negara itu. Sedikitnya, 140 ribu disebutkan menanti giliran untuk bisa menuju Tunisia dan Mesir.
Meski aksi pengungsi begitu besar, Pemimpin Libya Kolonel Moammar Khadafi, justru mengecilkan protes di negara Libya dan bersikeras semua orangnya masih mencintainya. Pernyataan Khadafi muncul di tengah laporan bahwa ia mencoba untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah pemberontak di Libya barat.
"Seluruh rakyat masih mencintai saya dan mereka rela mati untuk melindungi saya," kata Khadafi dilansir dari ABC News, Selasa (1/3/2011).
Kolonel Khaddafi menghadapi tantangan besar untuk pemerintahannya 41 tahun, dengan pengunjuk rasa di kontrol kota di timur. Saksi mata mengatakan pasukan pro Khaddafi berusaha merebut kembali kota-kota barat Zawiya, Misrata dan Nalut pada hari Senin tetapi jijik oleh pemberontak dibantu oleh lari unit tentara.
Perbatasan Tunisia-Mesir Disesaki Pengungsi Libya
Editor: Ade Mayasanto
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger