TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Liga Arab menolak adanya intervensi militer asing di Libya, walau sepakat dengan diberlakukannya zona larangan terbang di Libya untuk mencegah Moammar Khadafy menggunakan pesawat tempur guna menyerang oposisi.
"Namun, Liga Arab harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan Uni Afrika. Termasuk soal pengenaan larangan zona terbang," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa, seperti dirilis Reuters, Kamis (3/3/2011).
Pemberlakuan zona larangan terbang dianggap lebih bijak dibandingkan dengan intervensi militer. Liga Arab sudah membekukan keanggotaan Libya di bawah rezim Khadafy sebagai protes atas serangan terhadap massa yang tengah berjuang menggulingkan Khadafy.
Moussa mengungkapkan, sikap Liga Arab itu ditegaskan saat Barat sedang berdebat mengenai rencana darurat untuk menghadapi krisis di Libya. Sejumlah tokoh oposisi di Libya telah meminta Barat melakukan serangan udara.
Namun, Khadafy memperingatkan Barat untuk tidak melakukan intervensi militer. ”Jika hal itu terjadi, dunia akan menyaksikan banjir darah,” demikian ancaman Khadafy.
Pemerintah China, pada Kamis (3/3/2011), meminta dunia internasional menghormati integritas wilayah Libya. China mengatakan hal itu karena Dewan Keamanan (DK) PBB sudah mulai berpikir soal kemungkinan serangan terhadap Libya dan adanya rencana aksi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
”Kita harus menghormati kedaulatan Libya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, di Beijing.
China dan Rusia akan menjadi penghalang utama serangan internasional dengan mandat DK PBB. Dua negara itu termasuk anggota inti DK PBB. (*)
Liga Arab Tolak Intervensi Militer Asing di Libya
Editor: Harismanto
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger